Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Bacaan Niat Puasa Ramadan dan Cara Mengamalkannya Menurut Ulama

Berikut bacaan niat puasa ramadan dan cara mengamalkannya menurut pandangan ulama.
Bacaan niat puasa ramadan dan hukum mengamalkannya./Freepik
Bacaan niat puasa ramadan dan hukum mengamalkannya./Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Bagi umat muslim, salah satu yang membedakan ibadah satu dengan lainnya adalah niat. Membaca niat puasa ramadan merupakan hal yang umum dilakukan bagi umat muslim. 

Niat pun menjadi sesuatu yang penting karena termasuk dalam rukun setiap ibadah. Terlebih dalam menjalankan puasa ramadan, umat Islam bisa membaca niat puasa ramadan pada malam hari. Niat puasa ini dibaca sejak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar.

Ada baiknya kita semua menghafalkan doa niat puasa ramadan. Ada empat versi bacaan doa niat puasa ramadan yang bisa Anda baca pada malam harinya.

Mengutip NU Online, berikut 4 lafal niat puasa ramadan yang bisa Anda hafalkan.

Bacaan Niat Puasa Ramadan 

1. Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri ramadana hadzihis sanati lillahi ta‘ala

Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan ramadan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu. Kata “ramadana” merupakan mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah, sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.

2. Nawaitu shauma ramadana

Artinya: “Aku berniat puasa bulan ramadan.”

3. Nawaitu shauma ghadin min'an ramadana

Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada bulan ramadan.”

4. Nawaitu shaumal ghadi min hadzihis sanati ‘an fardhi ramadana

Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban ramadan.”RW

Tata Cara Membaca Amalan Niat Ramadan

Dalam puasa wajib seperti puasa ramadan, seseorang harus berniat di malam hari sebelum terbit fajar. Berbeda halnya puasa sunnah, yang lebih longgar, seseorang boleh baru berniat di siang harinya.

Mengutip mui.or.id, dalam Mazhab Syafi’i disebutkan bahwa niat puasa harus dilakukan setiap hari pada malam ramadan.

Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam karyanya, Hasyiyatul Iqna’, menjelaskan sebagai berikut:

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر

Artinya: “Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa ramadan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadan) jika melihat redaksi zahir hadits.” (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, juz 2)

Namun menurut Mazhab Maliki, kita cukup niat puasa untuk sebulan penuh pada malam pertama ramadan.

Sehingga tidak perlu memperbarui niat di setiap harinya, dengan alasan puasa ramadan itu merupakan satu kesatuan ibadah. (Yusuf Al-Qaradlawi, Fiqh al-Shiyam, hal. 84)

Maka dari itu, sebagai bentuk kehati-hatian dan antisipasi jika kita lupa atau ketiduran, kita boleh mengikuti pendapat Imam Malik untuk berniat sebulan penuh. Kemudian sebagaimana pendapat Mazhab Syafii, kita juga harus membiasakan diri untuk selalu berniat puasa di setiap malam bulan ramadan.

Biasanya ini dilakukan setiap selesai shalat tarawih atau ketika selesai makan sahur.

Hukum Membaca Niat Puasa Ramadan

Membaca niat puasa ramadan adalah sunnah dan dianjurkan dalam Islam. Ulama sepakat bahwa niat puasa harus diucapkan secara lisan dalam hati atau dengan kata-kata. Mayoritas ulama menyatakan bahwa membaca niat puasa setiap harinya dianjurkan, karena puasa ramadan adalah ibadah yang penting dan berkewajiban.

Meskipun demikian, menurut Imam Malik, boleh juga untuk membaca niat puasa ramadan sekali untuk sebulan penuh, dengan memperhatikan pendapat mazhab Maliki.

Membaca niat puasa memastikan kesadaran dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah, serta membedakan puasa dari keadaan biasa. Namun, jika seseorang lupa membaca niat puasa sebelum fajar atau sebelum terbitnya matahari, puasanya tetap sah asalkan memiliki niat dalam hati untuk berpuasa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper