Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenapa Awal Puasa Ramadan Arab Saudi dan Muhammadiyah Bisa Sama?

Ternyata ini alasan mengapa awal puasa Ramadan versi Muhammadiyah dan Arab Saudi bisa sama.
Umat Muslim melakukan ziarah di Gunung Al-Noor, Mekkah, Arab Saudi, Senin (4/7/2022). Umat Islam percaya Nabi Muhammad menerima kata-kata pertama dari Alquran melalui Jibril di Gua Hira yang berada di gunung tersebut. REUTERS/Mohammed Salem
Umat Muslim melakukan ziarah di Gunung Al-Noor, Mekkah, Arab Saudi, Senin (4/7/2022). Umat Islam percaya Nabi Muhammad menerima kata-kata pertama dari Alquran melalui Jibril di Gua Hira yang berada di gunung tersebut. REUTERS/Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA - Ternyata ini alasan mengapa awal puasa Ramadan versi Muhammadiyah dan Arab Saudi bisa sama.

Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah telah mulai melaksanakan puasa Ramadan pada hari ini Senin 11 Maret 2024.

Penetapan tersebut didasarkan pada hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid di Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ternyata, penetapan tanggal puasa Ramada versi Muhammadiyah itu sama dengan yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi.

Sama seperti Muhammadiyah, Arab Saudi juga secara resmi menetapkan 1 Ramadan pada 11 Maret 2024.

Keputusan ini ditetapkan berdasarkan penampakan yang dilakukan para astronom dari Departemen Observatorium Astronomi Universitas Majmaah di Riyadh ini menandai dimulainya bulan suci bagi umat muslim.

Peristiwa penting ini dipimpin oleh astronom terkemuka Saudi, Direktur Observatorium Astronomi, Abdullah Al-Khudairi, di Sudair.

Mengapa jadwal puasa Ramadan versi Muhammadiyah dan Arab Saudi bisa sama?

Alasannya jelas karena Muhammadiyah dan Arab Saudi memiliki kesamaan dalam memahami nash (dalil) dan metode pengambilan hukumnya (istinbath).

Dilansir dari Gulf News, perhitungan bulan di Arab Saudi menggunakan sistem Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS).

Meskipun dengan bahasa yang berbeda, namun perhitungan Arab Saudi ini mirip dengan Muhammadiyah yang melakukan perhitungan berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal.

Di lembaga Muhammadiyah, penentuan tersebut didasarkan pada posisi geometris benda-benda langit seperti matahari, bumi, dan bulan.

Sementara itu, dalam penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 2024, pemerintah menggunakan kriteria yang mengacu pada kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) 2021.

MABIMS adalah kumpulan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura guna mengusahakan unifikasi kalender Hijriah. Di Indonesia, kriteria tersebut diterapkan pada tahun 2022 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper