Bisnis.com, JAKARTA — Belakangan beredar empat nama dalam bursa calon Menteri Keuangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, jika pasangan 02 itu terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Deretan mobil mewah hingga sepeda premium parkir di garasi nama-nama tersebut.
Keempat nama itu adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Royke Tumilaar.
Berdasarkan informasi dari sumber Bloomberg yang enggan disebutkan namanya, keempat nama tersebut dipandang paling cocok untuk peran tersebut karena keahlian keuangan mereka serta kepemimpinan yang efektif.
Adapun, sumber Bloomberg itu menyatakan rencana pembentukan kabinet ini masih berada pada tahap awal, dan baru akan diperdalam ketika Prabowo-Gibran resmi dinyatakan sebagai pemenang oleh KPU pada 20 Maret 2024 mendatang.
Ditilik dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2022 milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), keempat nama itu memiliki harta yang beragam dan Budi Gunadi Sadikin menjadi nama yang paling tajir dengan harta kekayaan mencapai Rp182,4 miliar.
Lantas, siapa pemilik isi garasi termewah di antara calon Menkeu Prabowo-Gibran jika jadi Presiden dan Wakil Presiden? Berikut informasi lengkapnya:
Baca Juga
Budi Gunadi Sadikin
Budi Gunadi Sadikin yang kini menjabat sebagai Menteri Kesehatan memiliki kekayaan mencapai Rp182,4 miliar, termasuk aset transportasi dan mesin yang mencapai Rp850 juta pada LHKPN 2022.
Perinciannya, Gunadi memiliki mobil sedan Mercedes-Benz E300 tahun 2012 seharga Rp425 juta. Kemudian, dia juga memiliki mobil Mini Cooper tahun 2012 dan Mazda 2 tahun 2015 yang masing-masing memiliki nilai seharga Rp300 juta dan Rp125 juta.
Selain mobil, mayoritas harta Budi Gunadi berada di aset tanah dan bangunan yang mencapai Rp99 miliar dan surat berharga Rp71,7 miliar.
Mahendra Siregar
Mahendra Siregar menjadi satu-satunya calon Menkeu dalam bursa Prabowo-Gibran yang tidak melaporkan kepemilikan alat transportasi dan mesin dalam LHKPN.
Namun demikian, mengacu data LHKPN 2022 miliknya, Ketua OJK itu memiliki aset tanah dan bangunan senilai Rp10,2 miliar yang tersebar di Bogor, Jakarta dan Bali.
Harta lainnya, mencakup harta bergerak mencapai Rp1,9 miliar, surat berharga Rp4,4 miliar, kas dan setara kas Rp6 miliar, sehingga totalnya mencapai Rp22,6 miliar.
Kartika Wirjoatmodjo
Berdasarkan LHKPN 2022, Kartika Wirjoatmodjo yang akrab dipanggil Tiko ini memiliki harta kekayaan mencapai Rp110 miliar. Dia memiliki tujuh alat transportasi dan mesin dengan total aset mencapai Rp5,6 miliar.
Ketujuh aset di antaranya, BMW X5 tahun 2019 senilai Rp1,14 miliar, mobil SUV Suzuki Jimny tahun 2019 seharga Rp300 juta dan mobil sedan dari pabrikan asal Jerman, yakni Mercedes-Benz E300 dengan nilai Rp980 juta.
Mengacu data yang sama, mobil termahal yang dimiliki oleh Tiko adalah Land Rover Defender tahun 2022 dengan harga mencapai Rp3,1 miliar.
Selain itu, Tiko juga memiliki tiga koleksi sepeda premium, yakni dua sepeda Brompton tahun 2020 yang masing-masing memiliki harga Rp 25 juta dan sepeda Tyrell FX senilai Rp28 juta.
Sementara itu, mayoritas aset yang dimiliki Tiko disimpan pada tanah dan bangunan dengan total mencapai Rp66 miliar.
Royke Tumilaar
Royke Tumilaar menjadi calon Menkeu dalam Bursa Prabowo-Gibran yang memiliki isi garasi termewah. Pasalnya, dalam LHKPN yang dilaporkan pada 2022, Royke mencatatkan aset transportasi dan mesin mencapai Rp13,9 miliar.
Mengacu data LHKPN, dia memiliki delapan kendaraan roda empat, yakni Fortuner Jeep Rp245 juta, Mazda CX4 tahun 2019 senilai R500 juta, mobil keluarga premium Toyota Vellfire Rp975 juta.
Selain itu, Royke juga memiliki mobil Land Rover Discovery tahun 2011 seharga Rp1,3 miliar. Kemudian, Mercedes-Benz G-Class masing-masing Rp7,2 miliar dan Rp970 juta, mobil terakhir yang dimiliki Royke yaitu Jeep klasik Cherokee tahun 1997 seharga Rp260 juta.
Adapun, kebanyakan harta kekayaan milik pimpinan di BNI itu disimpan di aset tanah dan bangunan senilai Rp111 miliar yang tersebar di Jakarta, Karawang, hingga Bali.