Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengaku heran dengan hasil real count KPU terkait PSI yang mendapatkan 3 persen suara.
Angka tersebut berdasarkan hasil real count KPU per Jumat 1 Maret 2024 pukul 06.00 WIB. Angka itu dihitung berdasarkan data yang masuk sebanyak 65,62% dari 823.236 tempat pemungutan suara (TPS).
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut bahwa semua lembaga survei penyenggara quick count menyatakan PSI tidak akan lolos presidential treshold karena hanya mendapatkan 2,65 persen pada hasil survei terakhir.
Kemudian, sebelum pemilu 2024 digelar, Indikator Politik Indonesia juga melakukan survei terhadap PSI juga menyebutkan bahwa partai yang digawangi Kaesang Pangarep tersebut hanya bisa mendapat 2,3 persen suara.
"Saya sudah banyak bicara soal ini. Jadi secara statistik hasil hitung semua lembaga sudah jelas kesimpulannya," tutur Burhan melalui akun Twitter atau X resminya yang bernama @BurhanMuhtadi, Jumat (1/3/2024).
Burhanuddin mengakui bahwa telah terjadi anomali terkait hal tersebut. Sayangnya, kata Burhanuddin, kenapa anomali tersebut hanya terjadi pada PSI, sementara partai politik lainnya tidak.
"Kalau terjadi anomali antara hasil hitung cepat dengan real count KPU, kenapa hanya terjadi pada PSI saja, saya engga paham," katanya.
Seperti diketahui, PSI menjadi satu-satunya partai yang mengalami pertumbuhan suara yang cukup signifikan. Hal ini berbanding terbalik dengan perolehan suara partai tradisional seperti PDIP, Golkar, Gerindra atau PKB yang suaranya cenderung stagnan atau bahkan menurun secara persentase.
Nasib PSI juga jauh lebih baik dibandingkan dengan partai-partai non parlemen lainnya, misalnya Partai Gelora, Perindo, Partai Bulan Bintang, hingga Partai Kebangkitan Nusantara. Raihan suara partai-partai ini hanya di kisaran 0,2% sampai dengan 1%-an. Tidak ada yang mampu menembus angka 2% apalagi 3% seperti PSI.