Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Quick Count Tak Sesuai Ekspektasi, Partai Bersiap Oposisi atau Gabung Koalisi?

Hasil quick count Pilpres 2024 sementara dan hasil real count KPU pun membuat publik bertanya-tanya, bagaimana arah koalisi pemerintahan dan oposisi ke depan?
Kolase Calon Presiden saat menggunakan surat suara pada Pemilu 2024
Kolase Calon Presiden saat menggunakan surat suara pada Pemilu 2024

Bisnis.com, JAKARTA — Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih unggul dalam perolehan suara sementara baik untuk hasil quick count maupun hasil real count Pilpres 2024 yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Hasil perolehan suara Pilpres 2024 sementara itu pun membuat peluang paslon nomor urut 02 itu menang satu putaran Pemilu terbuka lebar.

Berdasarkan data hasil real count KPU, Jumat (16/2/2024), pukul 06.30 WIB, paslon Prabowo Gibran unggul sementara dengan perolehan suara mencapai 29.194.305 suara atau setara 56,87%.

Paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menyusul di posisi kedua dalam hasil real count Pilpres 2024 KPU dengan perolehan 25,27% suara. Capres dan cawapres nomor urut 1 ini mendapatkan 12.971.875 suara.

Kemudian, paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md berada di posisi terakhir berdasarkan hasil real count Pilpres 2024 KPU. Paslon ini meraih 17,86% suara atau 9.167.513 suara.

Pada saat itu, KPU melaporkan data yang masuk sudah mencapai 56,87%. Data suara yang masuk itu dihimpun dari 407369 tempat pemungutan suara (TPS) dari 823.236 TPS yang ada. 

Tangkapan layar laman resmi KPU yang menampilkan hasil hitung suara Pilpres 2024/Bisnis.com-Oktaviao Donald
Tangkapan layar laman resmi KPU yang menampilkan hasil hitung suara Pilpres 2024/Bisnis.com-Oktaviao Donald

Hasil yang ditunjukkan sederet lembaga survei penyelenggara quick count resmi pun tidak jauh berbeda. Dengan sampel suara yang masuk hampir 100%, hasil quick count Pilpres 2024 itu bahkan menunjukkan paslon 02 tampak unggul di mayoritas wilayah Indonesia.

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia misalnya, berdasarkan hasil quick count hingga Jumat (16/2/2024) pukul 06.00 WIB, paslon Prabowo-Gibran masih unggul dibandingkan para persaingannya. Paslon ini sementara unggul dengan perolehan 58,03% suara.

Prabowo-Gibran berhasil unggul di 10 wilayah berdasarkan pembagian wilayah sampel dari hasil quick count Pilpres 2024 yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia.

Paslon ini pun telah dipastikan menang di Sumatra bagian utara (Sumbagut), Banten, Jawa Barat, dan Jateng-DI Yogyakarta. Pasalnya, jumlah sampel hasil quick count Pilpres 2024 Indikator Politik Indonesia dari wilayah tersebut telah mencapai 100%. 

Pada saat yang sama, pasangan Anies-Muhaimin unggul di satu wilayah yakni DKI Jakarta. Sampel hasil quick count Pilpres 2024 dari DKI Jakarta pun telah diterima 100% oleh Indikator Politik Indonesia.

Adapun paslon Anies-Muhaimin berada di urutan kedua dengan perolehan suara 25,36%, menurut rilis Indikator Politik Indonesia. Sementara itu, Paslon Ganjar-Mahfud berada di posisi paling bawah dengan 16,61% suara hingga Jumat (16/2/2024) pukul 06.00 WIB.

Berikut hasil quick count Pemilu 2024 versi Indikator Politik Indonesia di 11 wilayah (jumlah suara dalam satuan persen):

Wilayah Sampel TPS Anies - Muhaimin Prabowo - Gibran Ganjar - Mahfud
SUMBAGUT 100,00 44,38 46,56 09,06
SUMBAGSEL 98,88 19,18 67,96 12,86
BANTEN 100,00 34,75 55,87 9,37
DKI JAKARTA 100,00 41,86 41,82 16,32
JAWA BARAT 100,00 31,2 58,7 10,1
JATENG + DIY 100,00 13,39 52,93 33,68
JAWA TIMUR 99,77 17,67 64,65 17,69
BALI + NUSA 98,81 13,78 58,51 27,71
KALIMANTAN 98,45 25,18 63,9 10,92
SULAWESI 98,63 28,15 63,99 7,86
MALUKU + PAPUA 88,68 16,76 58,23 25,01
TOTAL 99,2 25,36 58,03 16,61

Pada saat itu, Indikator Politik Indonesia melaporkan jumlah suara yang telah masuk dalam hasil quick count Pilpres 2024 sudah mencapai 99,20%.

Tingkat partisipasi publik dalam Pilpres 2024 menurut hasil quick count Pilpres 2024 menurut Indikator Politik Indonesia mencapai 84,87%. Margin of error dari hasil quick count Pilpres 2024 versi Indikator Politik Indonesia ini tercatat sebesar 0,55%.

Lembaga Survei Jumlah Suara Masuk Tingkat Partisipasi Pemilih Margin of Error
Indikator 99,20% 84,87% 0,55%

Hasil sementara itu pun membuat publik bertanya-tanya mengenai bagaimana arah koalisi pemerintahan dan oposisi ke depan. Apakah partai pendukung paslon capres yang tak unggul akan merapat ke koalisi partai pemenang? Atau, partai pendukung paslon capres dan cawapres 01 serta 03 akan mengambil posisi oposisi?

Sebagai informasi, Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 terdiri dari Partai Gerindra; Partai Golkar; Partai Amanat Nasional (PAN); Partai Bulan Bintang (PBB); dan Partai Demokrat. Selain itu, paslon ini juga didukung partai non-parlemen yang terdiri dari Partai Gelora; Partai Garuda; dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Sementara itu, Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang menyokong Anies-Muhaimin didukung oleh Partai NasDem; Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta satu partai non-parlemen yakni Partai Ummat.

Adapun, koalisi partai yang mendukung Ganjar-Mahfud terdiri dari PDI Perjuangan (PDIP); Partai Persatuan Pembangunan (PPP); serta dua partai non-parlemen yakni Partai Hanura dan Partai Perindo.

OPOSISI ATAU GABUNG KOALISI

Terkait, potensi kemenangan paslon nomor urut 02, sejumlah pentolan partai dari koalisi penyokong 01 dan 03 pun sudah angkat bicara.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kemarin, Kamis (15/2/2024) telah menegaskan partainya siap menjadi oposisi di luar pemerintahan dan parlemen. PDIP, jelasnya, siap untuk menjalankan tugas opsisi yakni check and balance.

Hasto mengatakan, berada di luar pemerintahan adalah suatu tugas patriotik dan pernah dijalani PDI Perjuangan pasca-Pemilu 2004 dan Pemilu 2009.

“Ketika PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan tahun 2004 dan 2009, kami banyak diapresiasi karena peran serta meningkatkan kualitas demokrasi. Bahkan, tugas di luar pemerintahan, suatu tugas yang patriotik bagi pembelaan kepentingan rakyat itu sendiri,” kata Hasto dalam siaran resminya, Kamis (15/2/2024).

Hasto mengungkapkan bahwa pada Pemilu 2009 terjadi manipulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT), sehingga wakil rakyat di DPR membentuk hak angket. Ketika itu, katanya, muncul suatu kesadaran perlindungan hak konstitusional warga negara untuk memilih meskipun hal itu terjadi lagi saat Pemilu 2024.

Banyak pemilih di luar negeri tidak bisa melaksanakan hak pilihnya karena faktor teknis administratif, sehingga perlawanan ini menyangkut hal yang fundamental.

“Kecurangan dari hulu ke hilir memang benar terjadi. Hanya saja kita berhadapan dengan dua hal. Pertama, pihak yang ingin menjadikan demokrasi ini sebagai kedaulatan rakyat tanpa intervensi manapun. Kemudian, pihak yang karena ambisi kekuasaan dan ini diawali dari rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi,” paparnya.

Oleh karena itu, selain berjuang di luar pemerintahan atau di DPR, PDI-P akan berjuang lewat jalur partai. “Karena apapun yang terjadi dalam dinamika politik nasional kami punya kewajiban untuk menyampaikan apa yang terjadi kepada rakyat,” lanjutnya.

Adapun, jalur ketiga yang akan ditempuh PDI Perjuangan adalah berjuang bersama gerakan masyarakat sipil prodemokrasi yang saat ini menurut Hasto jumlahnya lebih banyak dibanding pada Pemilu 2009.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali tidak menutup kemungkinan adanya komunikasi antara Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ali mengatakan hal ini saat menjawab pertanyaan dari awak media tentang rencana pertemuan antara Surya Paloh dengan Ketua UmumPDIP Megawati Soekarnoputri.

Ali menyebut bahwa tidak hanya dengan Megawati, Surya Paloh juga tidak menutup kemungkinan bertemu dan berdiskusi dengan Prabowo Subianto.

“Menurut saya, diskusi bukan hanya dengan ibu Mega, dengan Pak Prabowo, yang siapa saja menurut saya akan terbuka, akan semua terbuka, ketika kemudian hasil pemilu sudah ada," kata Ali di Rumah Pemenangan di Jalan Diponegoro No.10 dikutip, Kamis (15/2/2024).

Ali menyebut, jika memang adan pertemuan antara Surya Paloh dengan Megawati atau dengan Prabowo, hal tersebut jangan dianggap hal yang besar.

Sebab, ketiga tokoh tersebut merupakan kawan lama yang sudah bersahabat sejak lama. “Artinya kalau rencana bertemu dalam konteks pribadi, maka mereka berdua memang bersahabat, keduanya sama-sama ketua umum partai, sama-sama punya sejarah panjang," ucapnya.

Patut dinanti, bagaimana hasil resmi Pilpres 2024 berakhir serta arah koalisi dan opsisi yang terbentuk bermuara. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper