Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjelaskan alasan sejumlah pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tampak keras dan menjadi sorotan publik.
“Pak Ahok intinya ingin membantu saya. Tentu beliau punya karakter sendiri. Saya kira ada sesuatu yang memang perlu disampaikan kepada publik dengan segala realitasnya,” katanya usai kampanye akbar di Banyuwangi, Kamis (8/2/2024).
Ganjar juga menyampaikan bahwa jika ada pihak yang merasa tersinggung dan menilai pernyataan Ahok tidak benar maka dipersilakan untuk melakukan klarifikasi.
“Sama ketika kemarin saya menyampaikan cerita sebuah konsistensi dari sebuah keputusan. Kalau tidak benar, ya silahkan dilihat karena ini ada rekaman-rekaman yang pernah muncul dari beberapa tokoh begitu, itu yang kita sampaikan,” jelas Ganjar.
Eks gubernur Jawa Tengah itu berharap, semua pihak bisa saling menghormati sehingga suasana jelang Pemilu 2024 tetap kondusif.
"Dan Pak Ahok karakternya memang seperti itu. Tapi Insya Allah Pak Ahok itu jujur, itu yang saya kenal,” pungkas Ganjar.
Baca Juga
Adapun, salah satu pernyataan Ahok yang disoroti publik adalah terkait dirinya menjadi napi atas kasus penistaan agama.
Sebagaimana diketahui, Ahok tersandung kasus penistaan agama pada 2017. Dia harus berurusan dengan hukum atas perkataannya mengenai Surat Al-Maidah 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Ahok dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman pidana penjara selama 2 tahun. Setelah 7 tahun berlalu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini blak-blakan mengenai sosok dalang di balik pemenjaraan dirinya.
Selain itu, dia juga pernah mengajak untuk tidak memilih capres yang kondisi fisiknya tidak sehat dan berkarakter emosional. Meskipun tidak menyebutkan nama, tetapi publik mengetahui bahwa capres yang dimaksuda adalah Prabowo Subianto.
"Tapi persoalan pilih presiden, kita tidak mau pilih orang yang sudah tidak sehat. Kita tidak mau pilih orang yang emosional. Kita tidak mau pilih orang yang tidak terbukti bisa kerja," kata Ahok.
Selain menyentil Prabowo, Ahok juga menyeret Presiden RI, Jokowi dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
"Dan kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik. Kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan. Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi Wali Kota?" kata Ahok.