Bisnis.com, JAKARTA - Seorang mantan perwira intelijen Angkatan Udara AS mengatakan dia yakin telah menemukan puing-puing pesawat Amelia Earhart, yang hilang sembilan dekade lalu, di dasar Samudera Pasifik.
Penemuan itu diklaim menggunakan data sonar dari pesawat tak berawak laut dalam.
Berharap untuk memecahkan misteri berusia 87 tahun, penjelajah Tony Romeo berencana meluncurkan misi akhir tahun ini atau tahun depan untuk menemukan pesawat yang telah lama hilang, yang gagal dilakukan oleh pencarian besar-besaran di AS pada tahun 1937.
"Dia orang hilang yang paling terkenal di Amerika, kan? Selama dia hilang, akan selalu ada orang di luar sana yang mencarinya," kata Romeo. "Jika kami dapat membantu menutup cerita ini dan membawa pulang Amelia, kami akan sangat gembira." ujarnya dilansir dari Reuters.
Earhart, seorang penerbang Amerika, menjadi wanita pertama dan orang kedua yang terbang sendirian dan nonstop melintasi Atlantik pada tahun 1932, lima tahun setelah Charles Lindbergh mencapai prestasi tersebut. Bersama navigator Fred Noonan, dia mencoba terbang keliling dunia ketika pesawat mereka hilang di Pasifik. Jika berhasil, dia akan menjadi pilot wanita pertama yang berhasil melakukannya.
Iklan · Gulir untuk melanjutkan
Romeo, kepala eksekutif perusahaan eksplorasi swasta Deep Sea Vision, yakin puing-puing pesawat Earhart terletak di dasar laut, lebih dari 5.000 meter (16.400 kaki) di bawah permukaan, sekitar 160 km (100 mil) dari Pulau Howland, kira-kira di tengah-tengah antara Pulau Howland dan Pulau Howland. Hawai dan Australia.
Pilot terkenal Amerika, Earhart, digambarkan dalam foto selebaran tahun 1928 ini.
Gambar sonar buram dari drone laut dalam menunjukkan bentuk seperti pesawat di dasar laut yang datar dan berpasir, katanya.
Baca Juga
Ke-16 awak Deep Sea Vision melakukan pencarian di lebih dari 13.400 km persegi (5.200 mil persegi) selama 100 hari pada akhir tahun lalu.
Romeo mengatakan gambar-gambar itu menunjukkan apa yang tampak seperti sebuah pesawat yang ukurannya mirip dengan Lockheed Model 10-E Electra milik Earhart. Gambar tersebut, katanya, tampaknya menunjukkan ciri khas pesawat tersebut: adanya dua stabilisator vertikal di bagian ekor.
Romeo mengira Earhart kehabisan bahan bakar dan mendaratkan pesawatnya di permukaan laut dan pesawat itu kemudian tenggelam ke dasar, di mana ia akan berada sejak saat itu, tanpa banyak terganggu oleh arus cahaya. Langkah pertama adalah memastikannya,” katanya.
“Langkah selanjutnya adalah, jika memungkinkan, mengangkatnya ke permukaan dan memulihkannya,” kata Romeo, seraya menambahkan bahwa prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun.