Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan nama 11 panelis debat keempat Pilpres 2024 yang akan berlangsung pada Minggu (21/1/2024).
Komisioner KPU August Mellaz mengatakan, susunan panelis ini disepakati usai rapat finalisasi debat keempat dengan perwakilan ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) serta stasiun televisi penyelenggara di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat pada Rabu (3/1/2024) lalu.
"Untuk panelis, kami sudah mendapatkan konfirmasi kesediaan dari 11 orang yang akan kami karantina nanti tanggal 19 [Januari], hari Jumat, ya," kata Mellaz.
Para panelis ini kemudian akan merumuskan pertanyaan dalam debat yang akan diikuti oleh masing-masing cawapres, yakni cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 3 Mahfud MD.
Mereka merupakan akademisi dan pakar yang berkaitan dengan tema debat mendatang, pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Berikut profil lengkap dari 11 panelis Debat Pilpres 21 Januari 2024:
1. Abrar Saleng
Dr. Ir Abrar Saleng, SH. MH. merupakan ahli hukum agraria dan sumber daya alam dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
Baca Juga
Merengkuh gelar sarjana hukum dari Unhas dan sarjana teknik pertambangan dari Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI), dia lantas menempuh magister hukum di Unhas dan lulus pada 1994.
Lima tahun berselang, gelar doktor ilmu hukum berhasil diraihnya dari Universitas Padjajaran, Bandung pada 1999.
2. Arie Sujito
Dr. Arie Sujito adalah sosiolog pedesaan yang saat ini mengajar sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menyelesaikan studi sarjana sosiologi pada 1997 dan magister sosiologi pada 2004, Arie juga mendapatkan gelar doktor sosiologi di UGM pada 2015.
Dalam keterangan di laman blog pribadinya, Arie juga merupakan peneliti di Institute for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta, dan pernah mengemban jabatan sebagai Direktur Eksekutif.
Saat ini, dirinya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM.
3. Arif Satria
Prof. Dr Arif Satria, SP. MSI adalah pakar ekologi politik dan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Arief mendapatkan gelar sarjana bidang ilmu ekonomi pertanian dari almamater yang sama pada 1995. Empat tahun kemudian, dia meraih gelar magister sosiologi pedesaan di IPB.
Gelar doktor diperoleh pada tahun 2006 dari Department of Marine Social Science Universitas Kagoshima, Jepang.
Kini, dirinya menjabat sebagai rektor IPB University masa bakti 2023-2028.
4. Dewi Kartika
Dewi Kartika merupakan ahli agraria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA).
Sepak terjangnya dalam aktivisme tercatat dalam berbagai kampanye pendidikan dan organisasi kemasyarakatan, dimulai ketika bergabung dengan KPA pada 2007.
Dewi mendapatkan beasiswa studi transisi agraria di Institute of Social Study (ISS), Den Haag, Belanda pada 2011.
Saat ini, dia merupakan bagian dari Dewan Global International Land Coalition (ILC) dari Asia.
5. Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa merupakan ahli transisi energi yang saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR).
Dikutip dari situs resmi IESR, Fabby adalah alumnus Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Dirinya melanjutkan studi di bidang tata kelola industri ekstraktif di Central European University.
Selain itu, dia juga pernah berkuliah di Universitas Tufts, AS dengan bidang studi kebijakan energi dan iklim.
Selama kurang lebih 20 tahun, karirnya difokuskan pada bidang energi, dan banyak berkecimpung dalam advokasi kebijakan energi.
6. Hariadi Kartodihardjo
Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS merupakan ahli sumber daya alam dan lingkungan hidup yang juga merupakan guru besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB.
Hariadi menempuh pendidikan sarjananya di bidang teknologi hasil hutan IPB dan lulus pada 1981. Delapan tahun kemudian, dirinya meraih gelar magister Ilmu Pengetahuan Kehutanan dari almamater yang sama.
Kemudian, gelar doktor juga diraihnya dari IPB pada 1998.
Selain mengajar, Hariadi juga tercatat menjabat sebagai Ketua Dewan Kehutanan Nasional (DKN) dan anggota Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia.
7. Ridwan Yahya
Prof. Dr. Ir. Ridwan Yahya, M.Sc. merupakan ahli kehutanan dan lingkungan hidup sekaligus Guru Besar Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Dirinya meraih gelar sarjana kehutanan dari Unhas pada 1991, lalu mendapatkan gelar magister dari University of the Philippines Los Banos, Filipina sepuluh tahun kemudian.
Pada 2012, Ridwan melengkapi gelar akademiknya dengan meraih PhD dari Universitas Kyoto, Jepang.
8. Rukka Sombolinggi
Rukka Sombolinggi, SP., MA. merupakan ahli masyarakat adat yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Rukka menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Pertanian Unhas dan gelar Master di bidang Ilmu Politik di Universitas Chulalongkorn, Thailand.
Rekam jejaknya banyak terkait dengan gerakan dan hak-hak masyarakat adat. Dirinya sempat bergabung dengan Program Masyarakat Adat Regional UNDP di UNDP Asia Pasific Regional Centre di Bangkok, Thailand pada 2007.
9. Sudharto Prawoto Hadi
Prof. Sudharto Prawoto Hadi, Ph.D. merupakan pakar manajemen lingkungan yang merupakan guru besar Universitas Diponegoro (Undip).
Dia meraih gelar sarjananya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di almamater yang sama pada 1979.
Sudharto kemudian meraih gelar master lingkungan dari York University pada 1989, lantas melanjutkan studinya doktoral di School of Community and Regional Planning University of British Columbia (UBC).
10. Sulistiyowati Irianto
Prof. Dr. Sulistiyowati Irianto, M.A. adalah Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
Dia mendapatkan gelar sarjana administrasi negara dari UGM pada 1985, magister antropologi hukum dari Universitas Leiden dan Universitas Indonesia pada 1990, serta doktor antropologi hukum dari UI pada 2000.
Sulistyowati telah menjadi staf pengajar di Bidang Studi Hukum Masyarakat dan Pembangunan, Fakultas Hukum Universitas Indonesia sejak tahun 1986.
11. Tubagus Furqon Sofhani
Ir. Tubagus Furqon Sofhani, M.A., Ph.D. merupakan Ahli Perencanaan Wilayah dan Perdesaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dia meraih gelar sarjana dari almamater yang sama pada 1991, lantas melanjutkan studi magister di Institute of Social Studies, Belanda dan tamat pada 1996.
Satu dekade kemudian, Tubagus melengkapi gelar akademiknya dengan meraih gelar doktor dari University of Illinois, Amerika Serikat (AS).