Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat Hubungan Internasional (HI) Teuku Rezasyah menilai bahwa capaian Indonesia dalam menangani konflik global sudah sangat serius dan konsisten.
Pertama, dalam menangani konflik di Myanmar, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mencatat bahwa Indonesia sudah berupaya melakukan lebih dari 265 engagements dengan berbagai stakeholders, meski penyelesaian konflik di Myanmar hingga kini masih belum terlihat.
"Walaupun belum terlihat titik terang, tetapi angka 265 menunjukkan berapa seriusnya kepemimpinan RI bersama Asean, mengupayakan 5 Point Consensus (5PC), melalui berbagai mekanisme di tingkat regional dan global," kata Reza, saat dihubungi Bisnis, pada Minggu (14/1/2024).
Kedua, sebagai upaya perdamaian, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyatakan bahwa sebanyak lebih 20.000 personel dari Indonesia telah dikirim ke 13 misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu negara berkonflik.
"Meningkatnya jumlah personil dalam berbagai program perdamaian di seluruh dunia membuktikan, jika RI selalu siap jika dibutuhkan PBB. Terbukti jika praktik-praktik terbaik RI disektor pemeliharaan perdamaian, telah menjadi rujukan dunia," ujarnya.
Selanjutnya, ketiga, sebagai upaya memperjuangkan hidup rakyat Palestina, Indonesia sudah banyak membantu, dari segi logistik maupun bantuan kemanusiaan lainnya, bahkan membela di Sidang Majelis Umum PBB.
Baca Juga
Meski begitu, Indonesia tidak terlibat dalam perundingan untuk terciptanya gencatan senjata di Jalur Gaza, justru Qatar dan Amerika Serikat (AS) yang menengahi.
"Semestinya RI berjuang bersama Qatar, karena Amerika Serikat adalah bagian dari masalah. Sebaliknya, Qatar dan RI berpotensi menyelesaikan masalah," lanjutnya.
Kemudian keempat, mengenai perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri, baik itu dari negara yang berkonflik maupun terjerat perdagangan manusia, Indonesia sudah berhasil menyelesaikan 218.313 kasus WNI sejak 2014.
Selain itu, tercatat sebanyak 360 WNI berhasil diselamatkan dari hukuman mati, repatriasi 18.022 WNI berhasil dilakukan dari berbagai situasi darurat termasuk dari zona konflik dan bencana alam, 56 WNI berhasil dibebaskan dari penyanderaan, dan lebih dari Rp1 triliun hak-hak finansial WNI berhasil dikembalikan.
"Untuk aspek perlindungan, catatan yang Ibu Menlu tunjukkan adalah luar biasa. Hal ini menunjukkan konsistensi RI melindungi warga negara diluar negeri, secara konsisten dan terus menerus," tambahnya.
Menurutnya, hal ini sebenarnya dapat menyadarkan pemerintah akan mahalnya biaya melindungi WNI di luar negeri, sehingga anggaran Kemlu RI perlu ditingkatkan, setidaknya 100%.
Seperti diketahui, Menlu RI Retno Marsudi memaparkan capaian diplomasi Indonesia untuk perdamaian dan stabilitas global, di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, pada 8 Januari 2024.