Bisnis.com, OGAN KOMERING ILIR - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD disebut sudah menyiapkan strategi untuk mengatasi kelangkaan pupuk subsidi.
Strategi itu diungkapkan oleh Istri Ganjar, Siti Atikoh Suprianti, ketika menemui sejumlah relawan dan kader partai politik pengusung Ganjar-Mahfud di Rest Area KM 311A, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan pada Kamis (11/1/2024). Saat itu, Atikoh menerima keluhan soal kelangkaan pupuk dari relawan yang juga petani.
Dia pun menjelaskan, salah satu solusi yang sudah disiapkan oleh Ganjar-Mahfud adalah membangun pabrik pupuk baru.
"Kemarin Mas Ganjar sudah sampaikan, jadi ini bukan statement [pernyataan] saya ya, sudah disampaikan kalau memang kebutuhannya tidak cukup dari pabrik lokal nanti secara bertahap membuat pabrik pupuk baru. Kemungkinan kemarin kalau tidak salah tiga ya, kepinginnya ada tiga pabrik baru, tapi itu juga bertahap," ungkap Atikoh.
Dia mengakui, notabenenya sudah banyak pabrik pupuk di Indonesia. Menurutnya, permasalahan lain juga ada di ketersediaan bahan baku pupuk itu sendiri.
Oleh sebab itu, Atikoh menekankan pentingnya alternatif pupuk kimia sehingga Ganjar-Mahfud akan mendorong agar semakin banyak yang beralih jadi petani organik.
Baca Juga
Nantinya, jika Ganjar-Mahfud memenangi Pilpres 2024 maka akan ada intensif untuk para petani organik. Apalagi, produk pertanian organik pasti punya harga jual yang lebih mahal sehingga menguntungkan petani.
Atikoh mengatakan Ganjar-Mahfud juga sudah menyiapkan program KTP Sakti (Satu Kartu Terpadu Indonesia) untuk mengatasi permasalahan pendistribusian pupuk subsidi yang kerap salah sasaran. Dengan KTP Sakti, semua data kependudukan termasuk penerima bantuan akan diintegrasikan dan selalu diperbaharui sehingga meminimalisir salah sasaran.
"Dengan adanya KTP Sakti itu nanti datanya bener-bener yang dibutuhkan masyarakat, sehingga sebetulnya jumlah pupuk yang diperlukan itu berapa sih? Daripada untuk membiayai program-program yang tidak terlalu mempengaruhi hajat hidup orang banyak, kenapa kita tidak memberikan keberpihakan kepada petani?" jelasnya.