Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grace Natalie Soal Pengeluaran Dana Kampanye PSI Hanya Rp180.000

PSI menyatakan laporan pengeluaran dana kampanye yang dirilis KPU prosesnya belum final.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan (19/11)./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan (19/11)./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan laporan pengeluaran dana kampanye yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) prosesnya belum final. 

Wakil Ketua Dewan Pembina DPP PSI Grace Natalie mengatakan bahwa transaksi terkait kampanye masih berjalan dan jika semuanya sudah lunas akan segera diinput. 

“Pelaporan ini masih berjalan, ada transaksi berjalan yang belum pelunasan. Ini akan kami input ketika sudah pelunasan, kami input bila sudah melakukan pembayaran dan kami terima bukti kuitansinya,” katanya, dalam keterangan resmi, pada Rabu (10/1/2024). 

Dia menyatakan bahwa total pengeluaran kampanye partai akan bisa dilihat nanti di Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK), yaitu pada akhir masa kampanye.

“Sekali lagi, laporan belum final, kami masih melakukan pendataan. Data yang ada di KPU adalah dokumen yang belum selesai dan masih akan terus berkembang,” lanjutnya. 

Grace menegaskan bahwa PSI akan melaporkan seluruh penggunaan dana kampanye sesuai aturan yang berlaku, dan sejauh ini masih ada waktu perbaikan dan penyempurnaan oleh KPU. 

Seperti diketahui, dalam rilis KPU mengenai penyampaian Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) oleh parpol peserta Pemilu 2024 di tingkat pusat, PSI melaporkan total pengeluaran sebesar Rp180.000, berbanding jauh dengan total penerimaan yang tercatat sebesar Rp2 miliar.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menilai bahwa LADK milik PSI yang hanya mencatatkan pengeluaran sebesar Rp180.000 itu, tidak logis. 

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan, meskipun hanya berupa laporan awal, nominal tersebut perlu dicek ulang kebenarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper