Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah PDIP dan Jokowi, Dulu Sekutu Kini Seteru?

PDIP dan Jokowi dulu identik, namun kini hubungan keduanya berada di titik nadir.
Akbar Evandio, Anshary Madya Sukma
Rabu, 10 Januari 2024 | 12:00
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Presiden Joko Widodo (kedua kiri), para Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan) serta calon Presiden 2024 yang diajukan PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kedua kanan) berfoto bersama di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDI Perjuangan resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto/YU
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Presiden Joko Widodo (kedua kiri), para Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan) serta calon Presiden 2024 yang diajukan PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kedua kanan) berfoto bersama di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDI Perjuangan resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto/YU

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak hadir pada peringatan HUT ke-51 PDIP. Jokowi memilih melawat ke luar negeri. Ketidakhadiran Jokowi menguatkan dugaan keretakan hubungannya dengan partai yang telah mengusungnya dari Wali Kota, Gubernur, hingga presiden dua periode.

Jokowi berdalih tak hadir karena tidak ada satupun undangan dari PDIP. Selain itu, sejak jauh-jauh hari, pihaknya juga telah mengagendakan perjalanan ke luar negeri dari tanggal 9-14 Januari 2024. Tidak jauh perjalannya. Hanya sekitar Asia Tenggara.

"Belum dapat undangan," ujar Jokowi belum lama ini.

Jokowi dan PDIP, khususnya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, adalah dua kekuatan politik yang cukup berpengaruh saat ini. Keduanya sangat identik. Sebelum pecah, karena kemungkinan perbedaan orientasi politik pada Pemilu 2024, banyak baliho PDIP yang menampilkan sosok Bung Karno, Megawati dan Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi dan PDIP adalah dua kekuatan politik yang terbukti tidak pernah kalah dalam dua pemilihan umum. PDIP berhasil menjadi partai pemenang pemilu karena memperoleh coattail effect dari popularitas Jokowi.

Jokowi harus diakui adalah sosok kunci di balik kemenangan PDIP usai gagal pada Pemilu 2004 dan 2009.

Sekadar menarik ke belakang, pada Pemilu multi partai tahun 1999, PDIP berhasil menjadi partai pemenang dengan 33,7 persen suara. Sayangnya meski tampil sebagai pemenang pemilu, Megawati gagal menjadi presiden setelah kalah voting melawan Gus Dur.

Status PDIP sebagai pemenang pemilu juga tak berlangsung lama, pada Pemilu 2004, suara PDIP turun cukup signifikan. PDIP hanya memperoleh suara sebanyak 18,9 persen, tren ini berlanjut pada tahun 2009 yang hanya sebanyak 14 persen suara.

Beruntung pada tahun 2014, situasinya agak berbalik, sosok Joko Widodo berhasil meningkatkan elektabilitas partai. Jokowi effect mengantarkan kembali PDIP sebagai partai mayoritas dengan suara 18,9 persen suara. Kinerja positif tersebut berhasil mengantarkan Joko Widodo sebagai Presiden RI.

Tren positif perolehan suara berlanjut pada tahun 2019. PDIP memperoleh 19,3 persen dan mengantarkan Jokowi untuk kedua kalinya menjabat sebagai presiden.

Namun setelah ontran-ontran Piala Dunia U-20 hingga proses Pilpres 2024 yang ditandai dengan majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto, hubungan keduanya seperti air dan api. Jokowi terakhir kali bertemu Megawati September lalu, ketika Rakernas PDIP. Setelah itu, belum ada satupun momen yang menyatukan dua kekuatan politik tersebut.

Di sisi lain, para politikus PDIP, termasuk Megawati juga berulangkali mengkritik pemerintahan Jokowi. Mega, misalnya, dalam pidato di HUT  ke 51 PDIP hari ini, mengungkapkan bahwa usia partainya yang lebih dari 5 dasawarsa bukan karena jasa siapapun. Bukan pula jasa presiden. “51 tahun bisa begini bukan karena elite, bukan presiden, bukan menteri, tetapi rakyat yang mendukung kita.”

Lunturnya Jokowi Effect

Imbas dari kabar keretakan hubungan PDIP dan Jokowi itu langsung dirasakan oleh pasangan capres dan cawapres nomor 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Setidaknya, dalam catatan lembaga survei, elektabilitas mereka tercatat melorot.

Versi Indikator Politik, CSIS, dan Litbang Kompas, misalnya, mengonfirmasi adanya ‘migrasi’ pemilh dari sebelumnya memilih Ganjar ke kubu Prabowo-Gibran. Pola ini tidak bisa lepas dari legitimasi, soal siapa penerus Jokowi.

Indikator politik mencatat elektabilitas Ganjar-Mahfud sebanyak 24,5 persen, Litbang Kompas 15,3 persen, dan CSIS 19,4 persen. Bagaimana dengan PDIP?

PDIP masih tercatat sebagai partai yang mendominasi parlemen. Elektabilitas mereka juga selalu berada di puncak meski ada tren turun. Penurunan tren elektabilitas PDIP itu juga sejalan dengan capres mereka usung yakni, Ganjar Pranowo.

Survei Indikator Politik mengungkap bahwa elektabilitas PDIP mencapai 19,1 persen. Angka ini hampir disusul oleh Partai Gerindra yang tercatat memiliki elektabilitas mencapai 18,2 persen. 

Salah satu fenomena yang memicu turunnya elektabilitas PDIP adalah perubahan orientasi pemilih Jokowi. Data Indikator Politik pada periode survei 16-20 Oktober 2023, menunjukkan bahwa ada dua alasan terkuat orang memilih PDIP yakni karena terbiasa memilih PDIP sebanyak 28,4 persen dan suka dengan Jokowi sebanyak 23,9 persen.

Sedangkan, pada periode survei terbaru, 23-24 Desember 2023, angka responden yang memilih PDIP karena suka terhadap Jokowi hanya tersisa 7,4 persen. Basis suara tradisional atau orang yang terbiasa memilih PDIP juga tergerus menjadi 23,7 persen.

Kendati demikian, alasan responden yang memilih PDIP karena suka dengan tokoh (calon) atau partai mengalami kenaikan dari 5,1 persen pada periode survei 16-20 Oktober 2023, menjadi 14,8 persen pada periode survei terakhir.

Hubungan Masih Baik?

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana memastikan meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) absen menghadiri HUT Ke-51 PDIP tetapi hubungannya dengan parpol tersebut baik-baik saja.

Sekadar informasi, PDIP akan merayakan puncak hari ulang tahun atau HUT ke 52 pada hari ini. Sebelum tahun pemilu, Jokowi selalu datang dan memberikan sambutan pada HUT PDIP.

Namun demikian, ayah dari calon wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka, itu absen untuk pertama kalinya dalam peringatan HUT PDIP tahun ini. 

“Komunikasi tetap baguslah dengan semua tokoh politik dengan semua tokoh partai. Komunikasi presiden bagus sekali,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (10/1/2024).

Lebih lanjut, Ari mengatakan bahwa melalui sikap orang nomor satu di Indonesia tersebut yang selalu mengedepankan komunikasi yang baik, maka suasana politik di Tanah Air tetap sehat.

Bahkan, dia berharap agar demokrasi Indonesia juga makin berkualitas dan berjalan dengan damai dengan tidak ada ketegangan di antara setiap elitnya.

“Elitenya saja berkomunikasi dengan baik rakyatnya pasti komunikasinya jauh lebih baik,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ari memastikan bahwa undangan dari partai berlogo moncong banteng tersebut memang belum diterima oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg).

Ari pun menegaskan bahwa Jokowi tak ada niatan sedikit pun untuk absen dalam HUT Ke-51 tersebut, sebab jadwal kunjungan kenegaraannya ke tiga negara di Asia Tenggara (Asean), yaitu Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam sudah terjadwal sejak lama.

“Karena ini sudah rencana yang dirancang lama beberapa bulan lalu sudah melibatkan Kementerian Luar Negeri dan dua negara tentang kunjungan negara ke tiga negara ini,” pungkas Ari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper