Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran secara tegas menyatakan untuk melanjutkan program hilirisasi yang telah dijalankan pemerintahan sebelumnya.
Calon presiden Prabowo Subianto menyatakan jika terpilih nanti, pemerintahannya akan memprioritaskan 8 komoditas dari 21 total komiditas ke dalam program hilirisasi.
Dia menjelaskan delapan komoditas prioritas tersebut adalah komoditas mineral, batubara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan.
Menurut Prabowo beberapa pohon industri dan turunannya yang sudah dibuat antara lain pohon industri nikel, bauksit, timah, minyak bumi, gas bumi hingga rumput laut.
Prabowo juga optimistis melalui pohon industri dan turunannya yang telah dibuat itu, Indonesia bisa lebih fokus untuk semakin maju dan makmur.
“Dengan hilirisasi dan program perbaikan di organisasi, kita optimis akan menuju Indonesia makmur,” katanya.
Senada, calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka berpendapat Indonesia tidak boleh untuk terus menggantung pada ekspor bahan baku mentah. Menurutnya, harus ada nilai tambah agar ekonomi dalam negeri pun bisa terdongkrak.
Dia menuturkan, hilirisasi telah terbukti dapat meningkatkan kinerja ekspor sumber daya alam. Dia mencontohkan, saat mengekspor nikel mentah, nilai ekspor yang tercatat hanya US$3 miliar.
Sementara itu, saat program hilirisasi dijalankan, nilai ekspor meningkat menjadi 10 kali lipat menjadi US$33 miliar.
"Hilirisasi, kita jangan mau lagi mengirim barang mentah, kita harus mampu meningkatkan nilai tambah dalam negeri," ungkapnya.
Sekadar informasi, kepastian kelanjutan program hilirisasi dan industrialisasi guna menciptakan nilai tambah di dalam negeri telah dituangkan dalam Asta Cita 5 pada visi misi Prabowo-Gibran.
Adapun, program tersebut dijalankan agar memastikan Indonesia dapat keluar menjadi negara maju yang mampu memaksimalkan potensi sumber daya alam guna kemajuan perekonomian nasional dan rakyat.
Di samping itu, melalui hilirisasi dan industrialisasi, Indonesia dapat mengonversi komoditas dasar menjadi produk berdaya saing tinggi, yang juga dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan yang berkualitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.