Bisnis.com, JAKARTA - Israel telah menawarkan gencatan senjata selama sepekan di Jalur Gaza dengan imbalan pemulangan sekitar 35 sandera yang ditahan oleh Hamas.
Menurut para pejabat Israel, sandera tersebut berisi sisa perempuan, orang lanjut usia, dan laki-laki yang terluka. Hamas belum memberikan tanggapan terhadap proposal gencatan senjata tersebut.
Dikutip dari TASS, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan bahwa negaranya siap untuk melakukan jeda kemanusiaan lagi di Jalur Gaza pada awal pekan ini.
Selain itu, dia juga menyetujui untuk meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan bagi penduduk di Jalur Gaza, sekaligus memastikan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Ketegangan berkobar kembali di Timur Tengah ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Jalur Gaza, pada 7 Oktober 2023.
Israel membalas dengan melakukan blokade total terhadap Jalur Gaza dan melancarkan serangan udara ke daerah Palestina, serta beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah. Serangan juga terjadi di Tepi Barat.
Baca Juga
Gencatan senjata selama 7 hari telah diberlakukan di Jalur Gaza setelah kesepakatan yang dicapai antara Israel, Amerika Serikat (AS), dan Qatar.
Kemudian setelah 7 hari gencatan senjata, perang dimulai kembali dengan Israel meluncurkan serangan melalui udara ke Jalur Gaza.
Badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina (COGAT) mengatakan bahwa sebanyak 5.405 truk berisi bantuan kemanusiaan telah memasuki Jalur Gaza sejak konflik pecah.
Adapun dari 5.405 truk yang masuk tersebut telah mengakut 96.710 ton bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Rincian bantuan tersebut yaitu, sebanyak 2.642 truk mengirimkan makanan sebesar 53.120 ton; 787 truk obat-obatan sebesar 9.100 ton; 762 truk air sebesar 15.300 ton.
Selain itu, 712 truk peralatan untuk tempat penampungan sementara sebesar 10.540 ton. Sisanya sebanyak 502 truk mengangkut muatan campuran sebesar 7.650 ton.