Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Israel vs Hamas: Hubungan Biden dan Netanyahu Mulai Retak?

Biden memperingatkan Israel berisiko kehilangan dukungan global untuk perang melawan Hamas karena pemboman tanpa pandang bulu di Gaza.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden /REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden /REUTERS/Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA - Hubungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu terancam retak.

Biden memperingatkan Israel berisiko kehilangan dukungan global untuk perang melawan Hamas karena pemboman tanpa pandang bulu di Gaza. 

Biden mengatakan bahwa Netanyahu perlu mengubah pendiriannya mengenai solusi dua negara untuk Palestina. 

Sementara, Netanyahu mengatakan ada ketidakpastian dengan Biden mengenai pemerintahan di Gaza pasca-konflik, yang mencerminkan keretakan keduanya, padahal sebelumnya pemimpin AS itu sangat mendukung Israel. 

Biden mengatakan pada acara kampanye di Washington bahwa sebagian besar dunia mendukung Israel setelah serangan Hamas, yang menyebabkan 1.200 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil, ratusan orang juga di sandera. 

"Tetapi mereka mulai kehilangan dukungan karena pemboman tanpa pandang bulu di Gaza," katanya, dilansir CNA, pada Kamis (14/12/2023). 

Adapun Biden sebelumnya menahan diri untuk tidak menggambarkan pemboman Israel sebagai tindakan yang tidak pandang bulu. 

Dia mengatakan bahwa AS harus mendukung Israel dalam menghadapi kebrutalan Hamas, namun keselamatan warga Palestina yang tidak bersalah masih menjadi perhatian besar. 

Selanjutnya, dia juga mengumumkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan akan dikirim ke Israel untuk berdiskusi dengan kabinet perang, pada pekan ini. 

Presiden AS itu juga menepis argumen yang menurutnya dibuat Netanyahu mengenai pasukan sekutu dalam Perang Dunia II yang membombardir Jerman dan menggunakan senjata nuklir ke Jepang. 

Biden mengatakan dia telah memberitahu Netanyahu bahwa lembaga-lembaga internasional dibentuk setelah perang untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper