Bisnis.com, SOLO - Temuan baru yang dirilis oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) mengatakan bahwa isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) Prabowo Subianto bisa jadi tidak berpengaruh terhadap elektabilitasnya sebagai calon presiden (capres).
Melansir dari akun Twitter resmi SMRC, @daifulmujani, survei nasional ini dilakukan secara tatap muka pada 29 Oktober hingga 5 November 2023.
Hasil mengatakan bahwa 62% masyarakat yang menjadi responden mengaku tidak mengetahui jejak Prabowo yang diberhentikan dari TNI.
Kemudian dari 38% sisanya, mengetahui bahwa Prabowo memiliki masalah saat masih aktif menjadi TNI.
Hasil tersebut kemudian dibedah lagi, di mana 44% orang yakin bahwa pemberhentian Prabowo dari TNI memang karena masalah HAM.
Namun 41% orang menjawab tidak yakin. Sedangkan 15% sisanya tidak ingin menjawab.
Baca Juga
Dari temuan ini, 44% orang yang yakin bahwa Prabowo memiliki isu HAM sudah menentukan pilihannya pada Pilpres 2024 nanti.
Datanya terbagi menjadi:
- Anies-Cak Imin 22%
- Ganjar-Mahfud 40%
- Prabowo-Gibran 33%
- Tidak Menjawab 5%
Sedangkan Prabowo-Gibran memperoleh elektabilitas tinggi dari 41% publik yang tidak yakin bahwa Ketua Umum Gerindra itu diberhentikan dari TNI karena masalah HAM.
41% orang yang tidak yakin mengenai masalah HAM ini, kebanyakan tetap memilih Prabowo-Gibran sebagai capres dan cawapres pilihan mereka. Datanya sebagai berikut:
- Anies-Cak Imin 22%
- Ganjar-Mahfud 15%
- Prabowo-Gibran 55%
- Tidak Menjawab 7%
Pendiri SMRC Saiful Mujani pun mengatakan bahwa isu HAM tersebut ternyata berpengaruh pada elektabilitas Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Subianto.
"Jadi isu HAM ini penting untuk pertarungan antara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud," jelas Prof Saiful Mujani, pada Jumat (8/12/2023).
Hasil survei ini kemudian membuat banyak pihak berkomentar bahwa track record paslon penting untuk ditelusuri sebelum menentukan pilihannya.