Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga survei Indikator Politik Indonesia memproyeksikan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul telak apabila pemilihan presiden (Pilpres) 2024 diadakan saat ini.
Proyeksi itu disampaikan Indikator Politik Indonesia lewat simulasi surat suara 3 pasangan yang akan ikut kontestasi pada 14 Februari 2024 mendatang.
“Polanya tidak berubah, Pak Prabowo-Gibran itu sekarang 45,8% naik kurang lebih sekitar 5-6% dibandingkan dengan bulan lalu,” kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat konferensi pers daring, Sabtu (9/12/2023).
Simulasi yang dilakukan dalam rentang 23 November 2023 sampai dengan 1 Desember 2023 itu mencatat perolehan suara Prabowo-Gibran ke level 45,8%. Torehan itu lebih tinggi dari simulasi sebelumnya pada periode sigi 27 Oktober 2023 sampai dengan 1 November 2023, yang berada di angka 39,7%.
Di sisi lain, Burhanuddin mengatakan, perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD justru turun sekitar 5-6% ke level 25,6%, dari yang sebelumnya sempat berada di angka 30%.
Sementara itu, perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar relatif stabil di kisaran 22,8%, turun tipis dari posisi survei bulan sebelumnya di level 24,4%.
Baca Juga
“Dari data ini yang bisa saya sampaikan belum terjadi satu putaran seperti yang diklaim beberapa lembaga survei karena suara Pak Prabowo-Gibran belum mencapai 50%,” kata dia.
Simulasi yang diadakan Indikator ini menggunakan metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden dengan toleransi kesalahan atau margin of error (MoE) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Jumlah sampel basis itu terdistribusi secara proporsional di 15 provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Papua. Dengan demikian, total sampel yang dihimpun sebanyak 5.380 responden.
“Suara undecided tinggal 5,8%, kalau dibagi proporsional suara undecided tidak lantas membuat suara pak Prabowo unggul 1 putaran,” kata dia.