Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko akhirnya angkat bicara mengenai banyaknya aktivis 98 yang mendukung capres-cawapres no 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Budiman menilai bahwa tugas aktivis 98 itu tidak hanya sebatas menjatuhkan Soeharto dari posisi Presiden kedua pada masa itu di Indonesia, tetapi juga berkontribusi dalam memajukan Indonesia.
Salah satunya menurut Budiman yaitu mendorong hilirisasi yang menjadi program Presiden Jokowi untuk memajukan Indonesia.
"Saya kira aktivis 98 itu tugasnya bukan hanya menjatuhkan Soeharto, tetapi membuat Indonesia maju dengan mendorong hilirisasi," tuturnya di Jakarta, Kamis (7/12).
Budiman juga merespon pernyataan dari Direktur Eksekutif Amnesty International Usman Hamid yang menyebut Budiman bukan korban dari insiden tahun 1998 lalu.
Budiman menuding bahwa tujuan LSM Amnesty International hadir bukan untuk membuat negara ini menjadi maju dan adil. Menurutnya, Indonesia sangat kompleks, tidak seperti LSM Amnesty International.
"Amnesty International ini pasti tidak memiliki kepentingan untuk membuat Indonesia maju, Indonesia adil. Bangsa ini jauh lebih kompleks daripada sekedar membuat LSM," katanya.
Menurut Budiman, kepentingan aktivis 98 saat ini dan LSM Amnesty International sangat berbeda. Dia menegaskan bahwa aktivis 98 berkepentingan untuk membuat bangsa ini semakin maju dan lebih baik lagi.
"Amnesty ini tidak ada tupoksinya memang, bukan tugas dia mengurus hilirisasi negara. Kita yang berkepentingan dengan itu. Biarkan mereka (Amesty) di situ. Mereka punya kacamata sekecil itu dengan layarnya yang lebar, tetapi mereka tidak boleh menyempitkan layar kita," ujarnya.