Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thomas Lembong Sindir Balik Bahlil Soal IKN Sepi Peminat

Thomas Lembong mengungkap bahwa IKN sudah sejak awal sepi investor.
Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong./JIBI-Dwi Prasetya
Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Co-Captain Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Thomas Trikasih Lembong menyebut bahwa investor sudah sejak awal ragu untuk membiayai Ibu Kota Negara (IKN).

Hal itu ia ungkapkan untuk menanggapi pernyataan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Bahlil sebelumnya menyebut investor IKN mulai ragu karena salah satu capres tidak ingin melanjutkan IKN.

Tom Lembomg sendiri merupakan mantan Kepala BKPM pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Saat ini dia tergabung dalam tim pemenangan pasangan calon presiden (capres) Anies Baswedan dan cawapres Muhaimin Iskandar.

Anies diketahui kerap mengkritisi pembangunan IKN. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan mengungkapkan bakal mengkaji ulang manfaat IKN jika tampil sebagai pemenang konstestasi Pilpres 2024.

“Itu non-sense lah, investor kan sudah ragu dari awal, bukan ragu sekarang, ya kan? Buktinya sudah diumumkan bahwa Uni Emirat Arab akan masuk tanam modal di IKN, ternyata tidak,” kata Tom Lembong kepada wartawan, Rabu (6/12/2023).

Eks Menteri BKPM ini menyebut bahwa kepercayaan investor memang sudah ada sejak awal rencana IKN dan bukan sejak penolakan yang dilakukan oleh Anies Baswedan

“Jadi saya kira kepercayaan investor yang lemah itu dari dulu, dari awal, bukan mulai dari sekarang,” ujarnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan kembali menyebut bakal mengkaji ulang terkait pemindahan ibu kota ke IKN jika dirinya terpilih menjadi Presiden.

Namun, Anies mengatakan bahwa menurut undang-undang yang ada, pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur masih dilakukan.

“Kalau kata undang-undang, hari ini ibu kotanya masih Jakarta dan menurut undang-undang, nantinya akan pindah ke Nusantara. Betul? Nanti saya lihat, kalau saya terpilih, kita akan kaji ulang itu semua,” kata Anies dalam acara Desak Anies di Bandung, Rabu (29/11/2023).

Pengkajian tersebut, kata Anies menyasar terkait dengan anggaran untuk membangun ibu kota baru di Kaltim.

Dirinya menyebut bahwa uang anggaran sebesar Rp460 triliun itu dapat digunakan untuk keperluan anggaran guru PPPK, pembangunan Puskesmas, memperbaiki kesejahteraan sosial, dan sistem ketahanan nasional.

Belum Ada Investor Asing?

Adapun Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui belum ada satupun investasi dari luar negeri atau investasi asing masuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Jokowi menjelaskan, baru investor dalam negeri yang terus berinvestasi ke IKN. Usai itu, lanjutnya, barulah investasi asing yang akan masuk.

Pernyataan itu Jokowi sampaikan usai hadiri forum APEC CEO Summit di San Francisco, Amerika Serikat pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat.

"Sampai saat ini [investasi asing] belum ada. Tapi saya yakin bahwa setelah investor di dalam negeri bergerak, semakin banyak setiap bulannya, investor dari luar akan segera masuk. Kita lihat saja nanti pasti akan masuk," ujar Jokowi seperti yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (17/11/2023). 

Orang nomor satu di Indonesia mengatakan, pemerintah akan mengutamakan investor asing di beberapa sektor pada tahap pertama pembangunan IKN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper