Bisnis.com, JAKARTA - Suci dari hadats kecil dan hadats besar adalah salah satu syarat sah dalam melaksanakan berbagai ibadah, seperti shalat, itikaf di masjid, thawaf, menyentuh mushaf, dan sebagainya.
Dalam konteks ini, menghilangkan hadats kecil dapat dilakukan melalui wudhu, sementara hadats besar memerlukan mandi wajib setelah haid atau mandi janabah yang sering disebut sebagai mandi junub.
Mengapa Mandi Wajib Diperlukan?
Mandi wajib menjadi suatu keharusan bagi seorang Muslim dalam beberapa situasi tertentu. Beberapa sebab yang mengharuskan seseorang untuk mandi wajib antara lain:
1. Mengeluarkan Air Mani
Mandi wajib diwajibkan setelah seseorang mengeluarkan air mani, baik melalui hubungan suami istri atau mimpi basah.
2. Hubungan Seksual
Setelah melakukan hubungan seksual, baik itu di dalam atau di luar nikah, seorang Muslim diwajibkan mandi wajib untuk membersihkan diri sebelum melaksanakan ibadah.
3. Meninggal Dunia
Mandi wajib juga diperlukan bagi jenazah sebelum dikebumikan.
Baca Juga
4. Haid, Nifas, dan Melahirkan
Bagi wanita, mandi wajib diperlukan setelah berakhirnya masa haid, nifas, atau setelah melahirkan.
Doa Niat Mandi Wajib Setelah Haid
Berikut adalah beberapa niat dan doa mandi wajib yang dapat diucapkan oleh laki-laki dan perempuan sesuai dengan kondisi tertentu:
1. Niat Mandi Wajib Secara Umum
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta'aala."
(Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah ta'ala.)
2. Niat Mandi Wajib Setelah Haid
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi Ta'aala."
(Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta'ala.)
3. Niat Mandi Wajib Setelah Nifas
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi Ta'aala."
(Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala.)
Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid Sesuai Sunnah
Tata cara mandi wajib setelah haid sesuai sunnah memiliki langkah-langkah tertentu agar mandi menjadi sah dan diterima di sisi agama. Beberapa langkah tersebut melibatkan:
1. Membaca Niat Terlebih Dahulu
Sebelum memulai mandi, bacalah niat sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
2. Mencuci Kedua Tangan Sebanyak Tiga Kali
Bersihkan kedua tangan dengan cermat.
3. Membersihkan Bagian Tubuh yang Dianggap Kotor
Fokus pada pembersihan bagian tubuh seperti dubur, kemaluan, dan bagian lain yang dianggap kotor seperti ketiak, pusar, dan sela jari kaki menggunakan tangan kiri.
4. Mencuci Kembali Tangan dengan Sabun
Pastikan tangan bersih dengan mencuci kembali menggunakan sabun.
5. Berwudu
Lakukan wudu seperti biasa untuk mempersiapkan diri sebelum mandi.
6. Membasahi Kepala atau Siram Kepala Tiga Kali
Basahi kepala atau siram kepala dengan air sebanyak tiga kali.
7. Memisah-Misahkan Rambut
Memisah-misahkan rambut dengan menyela-nyela rambut menggunakan jari-jari tangan wajib bagi laki-laki, dan sunnah bagi perempuan.
Dalil Mandi Wajib Setelah Haid
Aturan mengenai mandi wajib setelah masa haid tercermin dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW.
"Apabila kamu datang haid hendaklah kamu meninggalkan salat. Apabila darah haid berhenti, hendaklah kamu mandi dan mendirikan salat," (HR Bukhari).
Haid adalah darah yang keluar dari rahim perempuan saat kondisinya dalam keadaan sehat, bukan terkait dengan melahirkan atau sakit. Dengan demikian, bacaan niat mandi wajib setelah haid berbeda dengan bacaan saat melakukan penyucian dari nifas maupun kondisi lainnya.
Dalam Al-Qur'an, anjuran mengenai tata cara bersuci bagi muslimah sebelum melakukan salat setelah masa haid diungkapkan dalam surat Al Baqarah ayat 222.
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah suatu kotoran," Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri,"
Setelah melaksanakan langkah-langkah di atas, seorang Muslim dianggap telah melaksanakan mandi wajib secara sah sesuai dengan sunnah.
Mandi wajib setelah haid untuk membersihkan hadast besar bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan upaya untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual.
Hal ini mencerminkan pentingnya kebersihan dalam menjalankan ibadah, sekaligus mengajarkan nilai-nilai kesucian dalam ajaran Islam.