Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Tegaskan Tidak Anti Proyek IKN, Ini Alasan Dirinya Kritis

Capres Anies memastikan tak pernah menolak pembangunan IKN, tetapi belum mendesak untuk saat ini.
Anies Tegaskan Tidak Anti Proyek IKN, Tapi.... Calon Presiden (Capres) koalisi perubahan, Anies Baswedan bertemu dengan Petani holtikultura di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/11/2023)/Bisnis-Lukman
Anies Tegaskan Tidak Anti Proyek IKN, Tapi.... Calon Presiden (Capres) koalisi perubahan, Anies Baswedan bertemu dengan Petani holtikultura di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/11/2023)/Bisnis-Lukman

Bisnis.com, JAKARTA — Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan memastikan tak pernah menolak adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Namun, dia mengamini bahwa pembangunan Ibu Kota baru di Kalimantan Timur tersebut belum menjadi kebutuhan mendesak untuk segera dikerjakan.

Dia menilai meskipun telah terbentuk Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, tetapi skala prioritasnya apabila memenangkan pemilihan presiden (pillres) 2024 adalah menyelesaikan permasalahan yang lebih penting.

"Kami menyebutnya important and urgent. Nah, important and urgent harus segera diselesaikan, tetapi kalau important [but] not urgent, ini bisa dikerjakan nanti," ujarnya saat bertemu dengan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Jumat (1/12/2023).

Anies melanjutkan bahwa pembangunan Ibu Kota di Penajam Paser utara itu secara menyeluruh masih memiliki berbagai tantangan sehingga saat ini problematika yang ada bukan tentang setuju atau tidak setuju.

"Kita memiliki tantangan pembangunan yang banyak dan urgen. Lalu, kita memiliki sumber daya fiskal yang terbatas," katanya.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun menilai sumber daya fiskal yang terbatas itu lebih baik digunakan untuk membangun kesejahteraan masyarakat, salah satunya perihal honor guru.

Menurut mantan rektor Universitas Paramadina itu, wacana pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan bersifat kontraproduktif apabila anggaran triliunan rupiah tidak dialokasikan untuk honor guru.

Honor bulanan guru saat ini, kata Anies hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari sekitar 10–15 hari saja.

"Ya, kalau kita ingin kualitas manusia yang lebih baik, ya, gurunya dibenerin. Gimana guru bisa konsen ngajar ketika gajinya hanya cukup untuk 10-15 hari?" pungkas Anies.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper