Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin rajin blusukan ke daerah dan luar negeri menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Hari ini, Jokowi dipastikan akan menghadiri World Climate Action Summit (WCAS) COP28 dengan bersama rombongan terbatas bertolak menuju Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA) pada Kamis (30/11/2023) melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Presiden Ke-7 RI itu menegaskan bahwa komitmen nyata harus diperkuat, khususnya komitmen negara-negara maju untuk pendanaan iklim, utamanya dalam rangka mencapai target net zero emission.
"Dalam KTT COP28 ini, saya akan menyampaikan pengalaman Indonesia dan mempertegas pentingnya kolaborasi global untuk pendanaan iklim, serta pentingnya transisi yang inklusif untuk menjamin keberlanjutan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di negara-negara berkembang," ujarnya dalam keterangan resmi kepada wartawan.
Selain menghadiri KTT COP28, Presiden Jokowi juga diagendakan untuk mengadiri Leaders' Event: Transforming Food Systems in the Face of Climate Change. Presiden Jokowi juga akan mengadiri KTT G77 dan China, serta melakukan sejumlah pertemuan bilateral.
Adapun, Kepala Negara mengamini geliat darinya yang kian aktif dan jarang absen untuk menghadiri konferensi dan pertemuan di tingkat internasional, yakni untuk mengetahui situasi global secara langsung.
Baca Juga
Hal ini disampaikannya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 di Graha Bhasvara Icchana Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).
“Banyak fenomena isu domestik Negara yang berdampak ke global. Amerika Serikat inflasi dan suku bunga yang tinggi. China perlambatan ekonomi dan krisis properti. Peningkatan tensi geopolitik yang semua dadakan semuanya, perang Ukraina enggak ada hujan enggak ada angin tahu tahu perang. Gaza nggak ada hujan nggak. ada angin tahu tahu perang,” tuturnya dalam forum tersebut.
Dia menyebutkan melalui konferensi internasional, Jokowi ingin mendengar dan melihat dampak signifikan yang dapat terjadi akibat situasi global yang tak menentu, khususnya terhadap perekonomian, sektor energi, hingga krisis pangan.
“Saya hanya aigin mendengar konflik perang di Gaza ini akan seperti apa. Konflik Israel-Palestina ini akan sampai kapan. Karena yang hadir saat itu 57 Negara. Namun, di akhir Summit, saya dalam hati menyimpulkan bahwa memang perangnya tidak mungkin distop dalam waktu dekat,” ucap Jokowi.
Interlokal hingga Internasional
Menurut penelusuran Bisnis, sejak Prabowo Subianto resmi mengumumkan Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya, Jokowi memang mulai aktif melakukan kunjungan ke luar kota, luar Provinsi Jawa, hingga ke luar Negeri.
Contohnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menghadiri Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa masa khidmat 2023-2028 yang digelar di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, pada Minggu (22/10/2023).
Setelahnya, Jokowi kunjungan kerja ke Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Rabu (25/10). Salah satunya, untuk meresmikan Bandara Mentawai. Lalu, Presiden juga meresmikan Jalan Tol Indralaya-Prabumulih yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra di Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatra Selatan, pada Kamis (26/10).
Masih di Sumatra, Jokowi melanjutkan kunjungan untuk meninjau secara langsung preservasi rekonstruksi jalan ruas Simpang Randu-Seputih Surabaya yang terletak di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, pada Jumat (27/10).
Selepas itu, Mantan Wali Kota Solo itu melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali pada Selasa (31/10) untuk membuka World Hydropower Congress 2023 yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Perjalanan terus berlanjut, ke Provinsi Kalimantan Timur, pada Rabu (1/11) untuk mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam rangka meninjau progres pembangunan dan melakukan groundbreaking sejumlah infrastruktur.
Tak lama kemudian, Jokowi pada Kamis (9/11) berlabuh di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat demi mengapresiasi selesainya pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata. Lawatan pun berlanjut, Jokowi bertolak menuju Provinsi Jawa Timur pada Jumat (10/11).
Kemudian, Joko Widodo bersama delegasi terbatas bertolak menuju Riyadh, Arab Saudi untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang akan membahas situasi di Gaza, Palestina.
Setelah menempuh kurang lebih 15 jam penerbangan dari Riyadh, pesawat Garuda Indonesia (GA-1) yang membawa Presiden beserta rombongan mendarat di Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (12/11) lantaran diagendakan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih.
Usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Joe Biden, pria kelahiran 21 Juni itu bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju San Francisco pada Selasa (14/11) demi menghadiri KTT APEC.
Seminggu setelahnya, Kepala Negara kembali melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Papua Rabu (22/11), salah satunya guna meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Tangguh Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
Perjalanan pun belum usai, lulusan Universitas Gadjah Mada itu bertolak menuju Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat pada Jumat (24/11) demi menghadiri sekaligus membuka secara resmi Kongres XXXII Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Musyawarah Nasional (Munas) XXV Kohati.
Beristirahat sejenak, Jokowi pun melangsungkan rapat internal bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM), tetapi bukan di Istana Kepresidenan Jakarta, melainkan Istana Bogor pada Selasa (28/11/2023).
Terakhir, hari ini Joko Widodo bersama rombongan terbatas bertolak menuju Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA) pada Kamis (30/11) guna menghadiri World Climate Action Summit (WCAS) COP28 serta KTT G77 dan China.
Jaga Netralitas?
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menegaskan bahwa kunjungan kerja dan kenegaraan dari Jokowi bukan merupakan hal baru. Mengingat sejak 2014, Presiden Ke-7 RI itu kata Ari memang aktif melakukan lawatan ke daerah.
Bahkan, dia melanjutkan daerah yang dimaksud sampai wilayah perbatasan, pulau terdepan dan daerah-daerah terisolir.
Menurut Ari, tujuan Jokowi tentunya ingin memastikan program-program pembangunan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sampai ke pelosok.
“Sementara, kunjungan keluar negeri ini bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral dan multilateral, terutama kepemimpinan Indonesia di forum regional dan global. Dan ini juga bukan hal yang baru,” tandas Ari.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan selain ingin melihat keadaan global yang tidak menentu, langkah Jokowi juga menunjukkan geliat inginnya orang nomor satu di Indonesia itu untuk menjaga netralitas dalam menghadapi pemilihan umum (pemilu) 2024.
Maklum, Pangi mengatakan bahwa salah satu kontestan yang akan berlaga di pemilihan presiden (pilpres) 2024 merupakan anak bungsunya, yakni Gibran Rakabuming Raka.
“Jadi alasan tersembunyi saya kira Jokowi tidak ingin grasak grusuk dan terkesan menggunakan kekuasaan untuk memenangkan anaknya, yang jelas selama ini dia tidak mau membela atau atau dikaitkan mengikuti kepemimpinan ala orde baru, dia ingin menunjukkan kenetralan sehingga dia melakukan kunjungan,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (30/11/2023).
Apalagi, dia melihat beragam baliho terus menggunakan figurnya untuk meraih simpasi masyarakat, salah satunya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang memakai bagian dari kalimat pidatonya untuk ditayangkan di televisi swasta.
Dia menilai sosok dari Presiden asal Surakarta ini ingin menutup periodenya dengan rasa tenang dan melepaskan anak-anaknya untuk bergerak sesuai dengan pilihan mereka masing-masing.
“Ada kemungkinan Jokowi kunker juga ingin menghindari saja karena pusing juga melihat baliho dipasang oleh PSI, diklaim ingin memenangkan Gibran, mungkin ke mana-mana apalagi kalau di Jawa pusing liat fotonya berserakan di mana-mana bersama dengan Kaesang dan Gibran,” pungkas Pangi.