Bisnis.com, JAKARTA — Istana Kepresidenan angkat bicara soal renggangnya hubungan antara Presiden Ke-7 RI Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto. Apalagi, keduanya belum terlihat bertemu sejak Desember 2024 lalu.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa tidak ada persoalan apa pun di antara dua pemimpin bangsa tersebut. Menurutnya, absennya pertemuan belakangan ini semata-mata karena alasan teknis, bukan karena motif politik.
“Enggak ada begitu-begitu, ini kan hanya analisa,” tegas Prasetyo di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (9/5/2025)
Prasetyo menjelaskan bahwa pertemuan antara Jokowi dan Prabowo hanya menunggu waktu yang tepat, mengingat kesibukan keduanya yang padat.
“Kalau masalah ketemu kedua tokoh bangsa, Pak Presiden ke-7 dan Pak Presiden Prabowo, ini masalah waktu. Di tengah kesibukan beliau berdua, cocokkan waktunya ada yang belum, belum ketemu begitu,” ujarnya
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa jika pertemuan terjadi, konteksnya akan bersifat silaturahmi semata. Tidak ada maksud dominasi atau pengaruh politik dari Presiden Joko Widodo kepada penerusnya.
Baca Juga
“Kedua, juga saya rasa Pak Presiden Jokowi juga pada posisi apa namanya ya, kalau pun ingin bertemu dengan Pak Prabowo ini kan ya pasti satu, konteksnya pasti dalam dalam kerangka silaturahmi. Kalau untuk pemerintahan, beliau sudah menyampaikan bahwa sekarang tidak ada itu matahari kembar, tidak ada itu istilah-istilahnya yang boleh dianggap beliau memengaruhi Pak Presiden Prabowo itu, ndak ada,” kata Prasetyo.
Dalam pernyataan yang menekankan kesinambungan dan transisi pemerintahan yang sehat ini, Prasetyo menegaskan bahwa Joko Widodo sepenuhnya telah menyerahkan kendali kepemimpinan kepada Prabowo.
“Jadi sepenuhnya beliau menyerahkan kepemimpinan ini kepada Pak Presiden Prabowo,” tambahnya
Dia mengimbau publik dan media agar tidak menafsirkan ketidak terlihatan pertemuan tersebut sebagai indikasi disharmoni.
“Jadi jangan ditafsirkan kemana-mana meskipun belum ketemu,” pungkas Prasetyo.