Bisnis.com, JAKARTA – Korea Utara mengklaim bahwa satelit mata-mata pertamanya yang diluncurkan ke luar angkasa pekan lalu berhasil mengambil foto Gedung Putih, Pentagon, dan stasiun angkatan laut AS di dekatnya.
Melansir Reuters, Selasa (28/11/2023), situs-situs penting AS tersebut menambah daftar area yang diklaim Korut telah dipotret menggunakan satelit pengintai yang diluncurkan pada 21 November.
Korean Central News Agency (KCNA) mengatakan bahwa pemimpin negara tersebut, Kim Jong-un telah melihat gambar-gambar terbaru bersama dengan foto-foto sebelumnya dari Roma, Pangkalan Angkatan Udara Anderson di Guam, Pearl Harbor, dan kapal induk Carl Vinson milik Angkatan Laut AS.
Korea Selatan menyelamatkan salah satu satelit mata-mata Korea Utara setelah gagal diluncurkan pada awal tahun ini dan menyimpulkan bahwa teknologi tersebut tidak memiliki nilai militer.
Meskipun Korsel percaya bahwa satelit Korut akan menjadi satelit yang tidak sempurna, teknologi seperti itu dapat membantu rezim Kim Jong-un dalam penargetan karena rezim tersebut meningkatkan kemampuannya untuk melakukan serangan nuklir.
Korea Utara telah mengatakan bahwa satelit tersebut akan secara resmi memulai misi pengintaiannya mulai 1 Desember setelah beberapa penyempurnaan.
Baca Juga
”Proses penyetelan satelit sedang dipercepat untuk berakhir satu atau dua hari lebih awal,” demikian ungkap pemerintah Korut seperti dilansir Reuters, Selasa (28/11/2023).
Belum ada konfirmasi dari dunia luar mengenai apakah satelit tersebut telah beroperasi dan Korea Utara belum merilis gambar apa pun ke dunia luar yang diambil oleh satelit barunya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan bahwa AS tidak dapat memverifikasi klaim Korea Utara secara independen.
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa AS mengutuk peluncuran kendaraan peluncur luar angkasa yang menggunakan teknologi rudal balistik, dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB.
Korut memiliki sejarah gertakan dalam hal klaim satelit. Di bawah kepemimpinan Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong-un, Korea Utara mengatakan bahwa mereka telah menempatkan sebuah satelit di orbit yang memutar lagu-lagu revolusioner.
Saat itu, AS hanya merespons habwa bahwa satelit tersebut kemungkinan besar jauh ke dasar laut.