Bisnis.com, JAKARTA - Kasus bullying di Indonesia akhir-akhir ini semakin marak, beberapa kasus menjerat anak usia di bawah umur. Bahkan di beberapa kasus bullying yang menyebabkan kematian kepada korbannya. Untuk menghindari bullying, kamu harus mempelajari beberapa cara mengatasi bullying dibawah ini.
Menghentikan bullying wajib dilakukan oleh semua pihak baik itu keluarga, pihak sekolah maupun teman.
Jenis-jenis Bullying
Jenis jenis bullying sangat beragam, mulai dari bullying secara fisik, verbal, sosial, hingga cyber bullying. Terlebih anak-anak zaman sekarang yang sudah sangat dekat dengan dunia digital, cyber bullying rentan sekali terjadi melalui media sosial.
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi bullying yang sudah dilansir dari berbagai sumber:
Cara Mengatasi Bullying di Sekolah
- Deteksi Tindakan bullying sejak dini
Seorang guru harus peka dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh siswa. Jangan sampai hal-hal yang menyebabkan siswa tidak nyaman atau bahkan membahayakan siswa terjadi secara terus menerus. Segera hapuskan bibit-bibit bullying sedini mungkin, seperti memanggil nama siswa dengan nama ayahnya, menghina bentuk fisik, merampas benda-benda, dan menyakiti fisik
- Memberi dukungan kepada korban
Solusi bullying yang harus dilakukan adalah memberikan dukungan kepada korban bullying. Korban bullying biasanya merasakan ketakutan dan kecemasan berada di lingkungan di mana ia mengalami bullying. Oleh karena itu tunjukkan bahwa guru dan teman-temannya peduli akan dapat membantu korban bullying merasa aman kembali.
Baca Juga
- Memberikan teladan dan contoh yang baik
Bullying pada anak sering terjadi karena mencontoh orang-orang di sekitarnya. Sebagai guru, maka guru harus pintar dan sangat berhati-hati dalam bertindak maupun bertutur kata. Jangan sampai suka memberikan hukuman verbal yang tanpa disadari sudah masuk dalam kategori pembullyan.
- Membuat peraturan yang tegas tentang bullying
Mengatasi orang yang melakukan bullying juga harus dilakukan sebagai langkah menghentikan tindakan atau sikap bullying. Selain korban, pelaku juga harus diberikan treatment supaya tidak terus terulang. Perlu bagi guru dan juga sekolah membuat peraturan yang ketat tentang bullying. Peraturan-peraturan ini bisa dimulai dari level peraturan kelas hingga peraturan sekolah
- Membantu pelaku menghentikan perilaku buruknya
Guru Pintar wajib membantu pelaku bullying untuk menghentikan perilaku buruknya, apalagi mengucilkan mereka. Selain korban, pelaku juga membutuhkan penanganan supaya tidak melakukan pembullyan lagi. Ajarkan pada mereka bersimpati dan berempati pada orang lain. Selain itu berikan juga pengetahuan bahaya pembullyan terhadap korban-korbannya.
Cara Mengatasi Bullying Verbal
- Menanamkan rasa empati
Gunakan buku atau video edukasi untuk menanamkan rasa empati yang dapat membuat anak sadar akan bahaya melukai orang lain dari perkataan yang menyakitkan. Bantulah dan dorong anak untuk meminta maaf kepada orang lain yang terluka atas perkataannya.
- Memberikan edukasi kepada anak
Jika hal tersebut terjadi, segera informasikan kepada anak bahwa tindakan bullying, sekalipun secara lisan, tidak pantas dilakukan. Cobalah ajak anak memahami bahwa bullying verbal dapat melukai perasaan orang lain.
- Mengajak anak berkomunikasi
Selain memberikan edukasi dan menjadi contoh yang baik bagi anak, orang tua bisa mengajak anak untuk berkomunikasi agar ia bisa menyampaikan hal-hal yang mengganjal dalam pikiran dan perasaannya dengan nyaman.
- Menjadi contoh yang baik bagi anak
Anak sering meniru perilaku orang tua. Oleh karena itu, jadilah orang tua harus menjadi role model yang bisa dicontoh anak dengan bersikap sopan, termasuk saat bertutur kata, kepada anak ataupun orang lain.
Cara Mencegah Bullying Verbal
- Bersikap baik kepada orang lain
Orang tua harus membiasakan dan anak untuk selalu bersikap baik kepada orang lain. Alih-alih melukai orang lain dengan perkataan yang menyakitkan, lebih baik menolong orang lain terutama ketika mereka membutuhkan bantuan.
- Tidak mengolok teman
Orang tua bisa menanamkan rasa empati kepada anak dan ingatkanlah ia untuk tidak ikut-ikutan jika teman-teman sebayanya mengolok-olok orang lain. Sebaliknya, cobalah untuk mengajak anak memberikan perhatian kepada korban.
- Memberikan dukungan emosional kepada korban bullying
Bullying verbal bisa meninggalkan luka mendalam pada korbannya. Sebagai bentuk pencegahan bullying, anak-anak perlu disadarkan akan efek dari bullying. Untuk menumbuhkan rasa empati, orang tua bisa mengajak anak untuk memberikan dukungan secara emosional kepada korban bullying.
Penyebab Bullying
- Sering melihat orang tua bertengkar.
- Sulit untuk bersosialisasi.
- Cemburu dengan orang lain.
- Ingin diterima dalam pergaulan.
- Tidak bisa mengontrol diri.
- Selalu ingin mendominasi dan berkuasa atas orang lain.
- Merasa lebih baik dengan menggunakan kekuatan fisik.
- Pengaruh dari game atau tontonan yang tidak sesuai dengan usianya.
- Pernah menjadi korban tindak kekerasan/bullying.
Dampak Korban Bullying
- Rasa Takut dan Stres: Anak yang menjadi korban bullying sering merasa takut dan stres akibat ancaman, intimidasi, atau kekerasan fisik dan verbal.
- Gangguan Kesehatan Mental: Bullying dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan penurunan harga diri.
- Perasaan Terisolasi: Anak yang menjadi korban bullying mungkin merasa terisolasi dan kesepian karena kesulitan mempercayai teman-teman atau orang lain.
- Absensi Sekolah: Beberapa anak mungkin absen dari sekolah untuk menghindari situasi bullying, yang berdampak negatif pada pendidikan mereka.
- Penurunan Prestasi Akademik: Dampak psikologis dan emosional dari bullying dapat mengganggu konsentrasi dan menyebabkan penurunan prestasi akademik.
- Kemarahan dan Agresi: Anak yang menjadi korban bullying mungkin menunjukkan tingkat kemarahan dan agresi yang tinggi terhadap diri sendiri atau orang lain.
- Perasaan Tidak Aman: Anak mungkin merasa tidak aman di lingkungan sekolah dan sekitarnya, yang dapat berdampak pada kesejahteraan mereka.
- Gangguan Makan: Bullying dapat memicu gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia karena perasaan tidak aman dan tekanan.
- Penarikan Diri: Beberapa anak mungkin menarik diri dari aktivitas sosial dan mengalami isolasi sosial.
- Dampak Jangka Panjang: Bullying dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental anak, bahkan setelah mereka dewasa.
- Kerugian Dalam Hubungan Sosial: Anak yang menjadi korban bullying mungkin kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
- Potensi Tindakan Bunuh Diri: Dalam kasus yang ekstrem, bullying dapat meningkatkan risiko anak melakukan tindakan bunuh diri.
- Pengaruh Negatif Terhadap Identitas Diri: Anak mungkin mengalami kerusakan pada identitas diri mereka karena perasaan tidak berharga yang disebabkan oleh bullying.
- Perasaan Malu dan Bersalah: Anak korban bullying sering merasa malu dan bersalah, meskipun mereka bukan yang bersalah.
- Dampak Pada Keluarga: Bullying juga dapat berdampak pada keluarga anak, menyebabkan kekhawatiran dan stres pada orang tua dan saudara-saudaranya.
Diatas adalah beberapa cara mengatasi bullying yang semakin marak, termasuk beberapa penjelasan dampak terhadap korban bullying. Sudah saatnya kita aware dengan kasus bullying.
