Serikat Buruh: Pengertian, Sejarah dan Fungsinya

Bisnis.com, JAKARTA - Serikat buruh telah menjadi kekuatan yang tidak bisa diabaikan dalam perjuangan untuk kesetaraan dan keadilan sosial di Indonesia. Sebagai organisasi yang mewakili kaum pekerja, kuli, dan berbagai profesi lainnya, serikat buruh telah memainkan peran penting dalam mengadvokasi hak-hak mereka dalam suasana demokrasi, sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang terhadap kekuatan kapitalisme.

Pengertian Serikat Buruh atau Pekerja

Serikat pekerja atau serikat buruh adalah entitas organisasi yang dibentuk oleh dan untuk kepentingan pekerja, baik di dalam maupun di luar lingkup perusahaan. Mereka menjadi wadah bagi pekerja untuk memperjuangkan, membela, dan melindungi hak-hak mereka serta meningkatkan kesejahteraan keluarga pekerja.

Jenis-Jenis Serikat Buruh

• Serikat Pekerja atau Buruh: Organisasi mandiri yang dibentuk oleh pekerja/buruh untuk melindungi dan memperjuangkan hak-hak mereka.
• Federasi Serikat Pekerja atau Buruh: Gabungan beberapa serikat pekerja/buruh.
• Konfederasi Serikat Pekerja atau Buruh: Gabungan dari federasi serikat pekerja/buruh.

Fungsi Utama Serikat Buruh

Serikat pekerja, federasi, dan konfederasi serikat pekerja memiliki peran yang vital dalam kehidupan ketenagakerjaan. Fungsi serikat buruh antara lain:

• Mewakili Pekerja dalam Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama: Menjadi pihak yang berperan dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan menyelesaikan perselisihan industrial.
• Sebagai Wakil Pekerja dalam Lembaga Ketenagakerjaan: Merepresentasikan pekerja dalam lembaga kerja sama yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
• Penyalur Aspirasi Pekerja: Menyalurkan aspirasi pekerja dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
• Perencana, Pelaksana, dan Penanggungjawab Pemogokan Pekerja: Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemogokan sesuai dengan hukum yang berlaku.
• Mewakili Pekerja dalam Mempertahankan Hak Kepemilikan Saham di Perusahaan: Berperan dalam memperjuangkan kepemilikan saham pekerja di perusahaan.

Sejarah Serikat Buruh di Indonesia

• Zaman Kolonial: Meniti Perjuangan Bersama

Pada zaman kolonial, buruh diidentifikasi sebagai kelompok pekerja, kuli, atau bahkan pegawai pemerintah yang bekerja dalam berbagai sektor seperti perkebunan, kereta api, pertambangan, dan lainnya. Gerakan protes dari petani telah menjadi inspirasi bagi kaum buruh untuk mengorganisir diri secara kolektif. Gerakan ini dimulai dari buruh yang bekerja di perusahaan kereta api yang menuntut perbaikan kondisi kerja.

Berdasarkan data sensus tahun 1930, sebagian besar buruh Pribumi di kota-kota besar seperti Batavia, Semarang, Surabaya, dan Bandung, bekerja dengan upah harian atau sebagai pembantu rumah tangga. Upah yang rendah dan tidak pasti menyebabkan mereka sering berpindah-pindah pekerjaan.

Serikat buruh pertama di Jawa muncul pada tahun 1905 di Perusahaan Kereta Api, tetapi mayoritas serikat buruh waktu itu dikendalikan oleh orang Eropa dan hanya sedikit merekrut buruh Pribumi. Pada tahun 1920, tercatat ada sekitar 100 serikat buruh dengan 100.000 anggota, yang aktif dalam memperjuangkan kesejahteraan dan kondisi kerja para buruh, melalui upaya-upaya seperti pemogokan.

• Zaman Kemerdekaan: Peran Signifikan Serikat Buruh

Di masa menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan tahun 1945, serikat buruh menjadi sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan dan pelestarian Indonesia merdeka. Peran mereka mendorong lahirnya undang-undang perlindungan buruh, seperti UU No. 33/1947 tentang Kecelakaan Kerja dan UU No. 12/1948 tentang Kerja yang memuat ketentuan maju pada masanya, seperti waktu kerja delapan jam sehari dan hak cuti haid bagi buruh perempuan.

• Reformasi: Perjuangan untuk Kesetaraan dan Keadilan

Era Reformasi di Indonesia menandai perjuangan serikat buruh dalam menghadapi perubahan ekonomi dan politik yang dinamis. Meskipun mengalami tantangan, peran serikat buruh tetap krusial dalam memperjuangkan hak-hak pekerja, termasuk dalam hal upah yang adil, kondisi kerja yang layak, dan jaminan sosial yang memadai.

Pada masa sekarang, serikat buruh terus aktif dalam mengadvokasi kepentingan pekerja dan menekankan perlunya perlindungan yang lebih baik bagi kaum buruh, sambil terus beradaptasi dengan dinamika perubahan sosial dan ekonomi yang terus berkembang.

Dari zaman kolonial hingga masa Reformasi, perjuangan serikat buruh di Indonesia telah menjadi bagian integral dari perjuangan untuk kesetaraan, keadilan, dan perlindungan hak-hak pekerja. Dengan konsistensi, semangat, dan komitmen mereka, serikat buruh terus berjuang untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan manusiawi bagi seluruh pekerja di Indonesia.

Contoh Serikat Buruh di Indonesia

Anggota serikat pekerja memiliki hak untuk mendapatkan dukungan dalam sidang disiplin atau pengaduan dari perwakilan serikat pekerja, meskipun tidak diwajibkan. Semua karyawan, baik anggota serikat pekerja maupun bukan, juga berhak untuk didampingi oleh rekan kerja dalam berbagai situasi.

Beberapa contoh serikat pekerja yang beroperasi di Indonesia termasuk ILO (International Labor Organization), PPMI (Persatuan Pekerja Muslim Indonesia), FSPS (Federasi Serikat Pekerja Singaperbangsa), SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia), dan KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia). Masing-masing serikat pekerja ini memiliki tujuan dan cakupan keanggotaan yang berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel