Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak komunitas internasional menyelidiki Israel dan senjata nuklirnya.
Erdogan menekankan pentingnya penyelidikan tersebut. Dia ingin memastikan jangan sampai semuanya terlambat.
“Sangat penting untuk memeriksa Israel atas senjata nuklirnya dan jangan sampai terlambat. Kami akan menindaklanjuti hal ini,” kata Erdogan, dilansir Anadolu, Minggu (19/11/2023).
Presiden Turki itu menegaskan bahwa Israel bukan penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT), sehingga ketentuan-ketentuannya tidak efektif dalam kaitannya dengan hal tersebut.
“Meskipun demikian, para penandatangan perjanjian dapat meminta Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk membentuk mekanisme pemantauan. Kami sedang memulainya sekarang," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa IAEA akan memutuskan dan membutuhkan waktu hingga diserahkan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga
"Mereka [IAEA] akan memutuskan permintaan ini, namun prosesnya akan tetap berjalan, dan butuh waktu. Keputusan dewan harus diserahkan ke Dewan Keamanan PBB,” ucapnya.
Lalu, Erdogan menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) mungkin akan memihak Israel dan memveto permintaan tersebut.
"Namun, fakta bahwa masalah ini akan ditangani melalui platform tersebut sebenarnya merupakan situasi yang luar biasa. Ini adalah kasus pertama pernyataan semacam itu yang ditujukan terhadap Israel hingga saat ini," tambahnya.
Sementara itu, Erdogan sebelumnya juga telah meminta Netanyahu untuk mengakui kepemilikan senjata nuklir di negaranya.
"Netanyahu, akui bahwa Anda mempunyai bom nuklir. Akui itu. Anda memilikinya, dan inilah mengapa Anda mengancam akan menggunakannya. Tidak peduli berapa banyak bom yang Anda miliki, Anda sudah tamat [dalam politik]," kata Erdogan dalam pidatonya.
Menurut Erdogan, para menteri Israel telah mengakui di depan kamera bahwa negaranya memiliki senjata nuklir. “Namun, Badan Energi Atom Internasional tidak berbuat apa-apa. Kami telah melihat banyak contoh standar ganda, ini ketidakberdayaan dan ketidakjujuran,” tambahnya.
Selain itu, dia mengatakan sebelumnya bahwa proposal untuk mengadakan konferensi regional mengenai denuklirisasi telah diajukan pada pertemuan puncak luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) dan Liga Arab pada 11 November 2023.
"Informasi tentang senjata nuklir Israel, masalah denuklirisasi sangat penting karena hal ini membuka kedok Israel dan pihak-pihak yang berada di belakangnya," tegasnya.