Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eks Menag Lukman Hakim Sebut Indonesia Alami Krisis Nilai Jelang Pemilu 2024

Eks Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bangsa Indonesia sedang mengalami krisis nilai menjelang pemilu. Hal itu disampaikannya usai menemui Gus Mus
Eks Menag Lukman Hakim Sebut Indonesia Alami Krisis Nilai Jelang Pemilu 2024. Eks Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. JIBI-Nurul Hidayat
Eks Menag Lukman Hakim Sebut Indonesia Alami Krisis Nilai Jelang Pemilu 2024. Eks Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah tokoh kebudayaan dan lintas agama bangsa Indonesia mendatangi kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) di Kelurahan Leteh, Rembang, Jawa Tengah pada Minggu (12/11/2023) untuk membahas situasi politik bangsa menjelang Pilpres 2024.

Salah satu tokoh yang hadir yaitu eks Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa usai diskusinya dengan Gus Mus, pihaknya sepakat bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami krisis nilai menjelang berlangsungnya pemilu.

“Beliau [Gus Mus] menekankan bahwa kita harus kembali kepada nilai. Beliau mengatakan saat ini kita sedang mengalami krisis nilai, dan ini tidak hanya dialami oleh sebagian penyelenggara negara, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan,” katanya dalam konferensi pers sebagaimana dikutip dari YouTube KompasTV, Minggu (12/11/2023).

Mantan Menteri Agama RI itu menegaskan bahwa pikiran ini datang sebagai refleksi individu yang memang hidup di tengah-tengah masyarakat pada umumnya.

“Jadi ini bukan pikiran elitis, bukan analisis kaum intelektual dan seterusnya, tapi ya karena beliau juga merasakan hal yang sama dan beliau memang hidup di tengah-tengah masyarakat,” paparnya.

Dia melanjutkan, Gus Mus secara khusus mengatakan kepada dirinya, bahwa penyelenggara negara yang tidak berperilaku sebagaimana yang diharapkan itu juga karena sebagian masyarakat Indonesia juga mengalami krisis nilai yang sama.

“Oleh karenanya beliau berseru tadi. Politik tanpa dilandasi nilai, tanpa menerapkan asas kepatutan, kepantasan, tanpa menggunakan etika moral, politik itu hanya sebatas alat saling berebut kuasa saja,” tegas Lukman.

Itu sebabnya, dirinya mendorong tokoh-tokoh dari elemen kebudayaan agar membantu menyadarkan masyarakat dan penyelenggara negara untuk kembali kepada nilai-nilai luhur dan etika moral, utamanya dalam politik.

“Itu harus terus digaungkan, tidak hanya menggugah kesadaran kolektif kita sebagai bangsa, tetapi juga bisa diimplementasikan di semua sektor, di semua aspek kehidupan kita,” tuturnya.

Adapun, Lukman mengatakan bahwa alasan Gus Mus menjadi sosok yang dijujug dalam pembahasan ini adalah karena kejernihan berpikir dan kedalaman rasa yang dimilikinya.

“Karena kami merasa beliau adalah sosok yang memiliki kejernihan berpikir dan kedalaman rasa. Kami sebenarnya ingin mengkonfirmasi apakah yang kami rasakan, apakah yang kami alami, yang kami ketahui dari beragam sumber itu juga dirasakan oleh beliau, dan beliau langsung mengatakan bahwa beliau merasakan hal yang sama,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper