Bisnis.com, SOLO - Belakangan ini Gibran Rakabuming Raka dan Anwar Usman banyak mendapat sorotan, tapi terbaru beberapa pihak menyentil Kaesang Pangarep.
Gibran disorot lantaran dianggap dipaksakan jadi Cawapres Prabowo Subianto, padahal usia dan pengalamannya disebut belum cukup.
"Secara pasti, Wallahu a'lam, saya nggak tahu. Sebab kalau kita mendengarkan langsung pernyataan Pak Jokowi, pada awalnya Pak Jokowi mengatakan tidak, Gibran masih terlalu muda," jawab Prof. Tjipta ketika ditanya Abraham Samad soal siapa sosok yang seolah memaksa Gibran jadi Cawapres.
Tak berhenti sampai di situ, langkah Gibran mantap menuju kursi Cawapres disebut akibat "bantuan" dari pamannya, Anwar Usman, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua MK.
Putusan MK soal batas usia Capres dan Cawapres membuat Wali Kota Solo tersebut mulus melenggang.
Akibat desakan dari berbagai pihak, Majelis Kehormatan MK (MKMK) dibentuk untuk menyelidiki pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Anwar Usman.
Baca Juga
Hasilnya, Anwar Usman diberhentikan secara tidak hormat sebagai Ketua MK karena terbukti melakukan pelanggaran etik berat.
Setelah Gibran dan Anwar Usman, kini giliran Kaesang Pangarep yang kena sentil.
Seniman dan sastrawan kenamaan Indonesia, Goenawan Mohamad, menyentil dua anak Jokowi tersebut atas drama yang terjadi di Indonesia belakangan ini
Pak Gun, begitu panggilan akrabnya, bertanya apakah Gibran dan Kaesang tidak rikuh dengan perlakuan istimewa yang dirinya dapatkan sekarang.
"Apakah Gibran dan Kaesang tidak sadar, dan tak rikuh, mereka dapat perlakuan istimewa di panggung kekuasaan sekarang? Bhw “politik” yg mendongkrak mereka adalah sandiwara keluarga yg tak pantas dibanggakan?," tulis Goenawan Mohamad di Twitternya.
Sang sastwaran kemudian mengingatkan bahwa setiap sandiwara dan drama pasti akan segera berakhir. "Bhw suatu hari nanti, sandiwara itu akan berakhir?" imbuhnya.
Seperti diketahui, bukan hanya Gibran yang mendapat panggung istimewa di politik tapi demikian juga dengan Kaesang.
Kaesang belakangan membuat geger lantaran diangkat menjadi Ketum PSI hanya sehari setelah dia mendapatkan kartu tanda anggotanya. Bahkan kini PSI mendapatkan tempat di Koalisi Indonesia Maju.