Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Sebut Ada 1 Skenario Gibran Bisa Batal Jadi Cawapres, tapi Sulit

Pakar sebut ada satu skenario yang bisa membuat Gibran Rakabuming Raka bisa batal jadi Cawapres.
Bakal calon presiden Prabowo Subianto (kiri) dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka tiba di Rumah Sakit Pusat Angkata Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (26/10/2023). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bakal calon presiden Prabowo Subianto (kiri) dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka tiba di Rumah Sakit Pusat Angkata Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (26/10/2023). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, SOLO - Pakar sebut ada satu skenario yang bisa membuat Gibran Rakabuming Raka bisa batal jadi Cawapres, akan tetapi itu sangat sulit, sebab melibatkan suara masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Komunikasi Politik, Prof. Tjipta Lesmana dalam bincang-bincang bersama Abraham Samad yang ditayangkan di YouTube.

Mulanya, Abraham Samad bertanya tentang apakah pencalonan Gibran sebagai Cawapres ini menyisakan persoalan hukum, atau tidak.

Dengan tegas, Prof. Tjipta mengatakan bahwa drama ini belum final. "Kalau belum final Gibran bisa diganti dong?" tanya Abraham Samad.

Prof. Tjipta tidak serta merta menjawab apakah Gibran bisa diganti atau tidak. Hanya saja, jika sebagian besar suara masyarakat bilang putusan MK ini tidak sah, maka apa yang sudah terjadi harus dibatalkan.

"Lho, kalau sebagian besar suara orang pintar, akademisi, dan dari mana-mana mengatakan ini tidak sah, maka tidak ada jalan lain pak. Harus dibatalkan pak, ganti Cawapres," ujar Prof. Tjipta.

Meski demikian, Prof. Tjipta menjelaskan bahwa ucapannya tersebut bukan bermaksud untuk mengagalkan Gibran sebagai Cawapres.

Hanya saja, apabila pendapat mayoritas tetap diterjang, maka kondisi di Indonesia dikhawatirkan akan semakin panas.

"Saya tidak mengatakam gagalkan Gibran tapi saya mengatakan kalau majoriti mengatakan ini tidak sah, putusan MK, kalau mau diterjang terus, di sini saya ngeri."

"Ngeri apa? massa, bisa kemungkinan pak. Jangan main-main, massa kita sudah cerdik-cerdik pak," tambah Prof. Tjipta.

Prof. Tjipta khawatir apabila banyak masyarakat bersuara dan pemerintah tetap melanjutkan putusannya, maka Indonesia bisa bernasib sama dengan Uni Soviet dan Yugoslavia.

"Saya katakan kalau diterjang terus dan jalan terus, kemungkinan (massa akan turun). Kita berdoa jangan sampai masa bergerak, saya ngeri pak, karena saya mengamati cermat sekali jatuhnya Uni Soviet. Ngeri pak. Jangan sekali-kali Indonesia mengalami nasib seperti Uni Soviet dan Yugoslavia," ia menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper