Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Normalisasi Arab Saudi-Israel Picu Kemarahan Hamas dan Perang di Gaza

Arab Saudi dan Israel, bersama AS telah membahas kesepakatan untuk menormalisasi hubungan selama berbulan-bulan.
Pemandangan menunjukkan roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel tengah, seperti yang terlihat dari Ashkelon di Israel selatan 19 Oktober 2023. REUTERS/Amir Cohen
Pemandangan menunjukkan roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel tengah, seperti yang terlihat dari Ashkelon di Israel selatan 19 Oktober 2023. REUTERS/Amir Cohen

Arab Saudi menunda normalisasi dengan Israel, setelah mengetahui terjadinya serangan Hamas ke Israel, yang menunjukkan eskalasi, saling meluncurkan serangan hingga saat ini.

Melansir Reuters, saat ini pembicaraan tidak dapat dilanjutkan. Ketika konflik kembali terjadi, isu konsesi Israel kepada Palestina diberi prioritas lebih tinggi.

Hestutomo menjelaskan adanya kemungkinan hubungan yang menegang antara Arab Saudi dan Israel karena menunda normalisasi. Dia memperkirakan bahwa ketegangan akan semakin panas dengan Israel, jika Arab Saudi terus mengedepankan Palestina.

"Kemungkinan besar iya. Jika Saudi terus mendukung Hamas, bahkan secara diplomatik saja, hal ini dapat membuat ketegangan diplomatis dengan Israel," ucapnya.

Meski berkeinginan melakukan normalisasi dengan Israel, Arab Saudi sejauh ini tetap berkomitmen untuk memberikan perlindungan dan memperluas hak-hak bagi rakyat Palestina.

Hestutomo menjelaskan jika terkait condong ke Israel atau Hamas, sebenarnya posisi Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir cenderung moderat. Bahkan setelah serangan, menurutnya Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menelepon Iran untuk membicarakan cara-cara agar konflik tidak tereskalasi.

Normalisasi Perlu Dihentikan

Normalisasi Arab Saudi dengan Israel yang ditunda, tidak menutup kemungkinan juga akan dihentikan karena adanya perang di Gaza.

Peneliti Timur Tengah di Baker Institute, Rice University Kristian Coates Ulrichsen mengatakan bahwa menghentikan proses normalisasi itu menurutnya merupakan hal yang masuk akal bagi Arab Saudi, mengingat kemarahan umat Muslim terhadap perkembangan yang terjadi di Gaza.

Menurutnya, menghentikan proses tersebut untuk saat ini sesuai dengan tindakan hati-hati Putra Mahkota Mohammed bin Salman. 

Melansir CNA, dia mengatakan bahwa jika normalisasi dilakukan dengan kecepatan penuh, maka akan menimbulkan risiko pukulan balik dari negara-negara Arab dan Timur Tengah lainnya, sehingga menghambat proses pengurangan risiko di wilayah tersebut.

"Hal ini juga dapat memberi Arab Saudi pengaruh yang lebih besar, Israel dan Amerika Serikat akan berupaya agar kekerasan yang terjadi saat ini tidak menggagalkan proses tersebut sepenuhnya," ucapnya.

Lebih lanjut, di balik dukungan publik terhadap Palestina, terdapat bukti bahwa Saudi berusaha menjadi ujung tombak upaya diplomatik mencegah perang antara Israel dan Hamas berkembang menjadi konflik yang lebih luas yang mungkin melibatkan Lebanon, Iran, dan negara-negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper