Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lawan Dominasi China, Uni Eropa dan AS Malah Gagal Sepakat terkait Mineral Penting

Posisi Uni Eropa semakin terjepit seiring kendali cadangan mineral penting dipegang China. Sedangkan Uni Eropa gagal sepakat dengan AS.
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA -  Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa baru-baru ini tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai mineral penting karena "Negeri Paman Sam" tersebut mengajukan permintaan tambahan di luar kesepakatan yang ditandatangani Jepang dan AS awal 2023. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Uni Eropa Valdis Dombrovskis di sela-sela pertemuan menteri perdagangan G7, yang menurutnya perjanjian Jepang-AS harusnya saat ini sudah selesai.

“[Kesulitannya adalah] AS mengajukan permintaan yang lebih luas dalam kaitannya dengan UE dibandingkan dengan Jepang,” jelasnya kepada Wartawan di Osaka, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (28/10/23). 

Untuk diketahui, Kesepakatan mineral penting merupakan salah satu dari dua kesepakatan yang tidak disepakati minggu lalu, sebelum KTT Amerika Serikat-Uni Eropa, bersama dengan kesepakatan mengenai baja dan aluminium.

Pertanyaan mengenai jaminan akses yang dapat diandalkan terhadap mineral-mineral penting menjadi semakin krusial, terutama dengan langkah China baru-baru ini untuk mengendalikan dan membatasi ekspor gallium, germanium, dan grafit, yang semuanya digunakan dalam barang-barang berteknologi tinggi. Contohnya seperti semikonduktor atau baterai. 

Dombrovskis juga menuturkan bahwa Uni Eropa akan terus memantau kendali ekspor China dengan cermat dan membahasnya dengan Jepang. 

Selain itu, hal yang akan dibahas adalah mengenai usulan Uni Eropa untuk membentuk “klub mineral penting”, yang akan menjamin akses berkelanjutan terhadap mineral penting untuk penghijauan dan digitalisasi perekonomian.

Adapun Uni Eropa juga mengusulkan mengenai pembahasan untuk mendukung negara-negara yang kaya akan sumber daya, dalam mengembangkan kapasitas pemrosesan tertentu dan mendapatkan lebih banyak nilai tambah dari sumber daya alam yang mereka miliki.

Di lain sisi, meskipun Uni Eropa tidak dapat menyelesaikan kesepakatan mineral dengan Amerika pada minggu lalu, keduanya berhasil menandatangani perjanjian untuk mengembangkan koridor yang menghubungkan Republik Demokratik Kongo dan Zambia yang kaya akan sumber daya alam, dengan Samudra Atlantik melalui Angola.

Untuk diketahui, upaya para sekutu tersebut sendiri dilakukan lantaran bersaing dengan China untuk mengakses mineral-mineral penting. 

Selain itu, Dombrovskis diketahui akan memimpin delegasi Uni Eropa dalam upaya terakhir untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas dengan Australia. 

"Menurut saya, kesepakatan itu sudah bisa dicapai, namun untuk itu kita juga harus melewati rintangan-rintangan yang tersisa dan minggu ini akan menunjukkan apakah kita bisa melakukannya," kata Dombrovskis. 

Dombrovskis juga menekankan bahwa bagi Uni Eropa, substansi dinilai lebih penting dibandingkan kecepatan. Untuk itu, Uni Eropa akan dapat menyelesaikan negosiasi setelah substansinya tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper