Bisnis.com, JAKARTA -- Prabowo Subianto resmi mendeklarasikan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Deklarasi itu mengakhiri berbagai spekulasi soal pendamping bakal calon presiden atau bacapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut. Apalagi sehari sebelumnya, Gibran telah secara resmi diusung Golkar sebagai cawapres.
Nama Gibran sendiri memang telah lama diisukan akan menjadi pendamping Prabowo. Hanya saja, proses untuk menjadi cawapres Prabowo begitu pelik.
Usianya yang masih 37 tahun dan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres yang kemudian memberikan 'karpet merah' kepada Gibran diduga penuh kontroversi. Ketua MK adalah Anwar Usman, pamannya sendiri.
Deklarasi Gibran cawapres pada malam kemarin juga memantik banyak isu miring. Gibran tidak hadir dalam acara itu. Deklarasi tersebut juga terkesan mendadak hanya dihadiri oleh ketua umum koalisi. Ini berbeda dengan acara-acara deklarasi capres sebelumnya, dimana selalu dihadiri oleh pasangan capres dan cawapres.
Selain itu, deklarasi Gibran cawapres Prabowo juga terjadi sehari sebelum pembacaan putusan gugatan batas atas capres pada hari ini, Senin (23/10/2023). Putusan akan dibacakan oleh majelis hakim MK yang diketuai oleh Anwar Usman yang merupakan adik ipar Jokowi dan paman dari Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga
Prabowo dalam acara deklarasi tersebut mengungkapkan bahwa keputusan mengusung Gibran telah sesuai dengan hasil kesepakatan para elite Koalisi Indonesia Maju (KIM). "Ini keputusan aklamasi, bulat, dan konsesus," ujar Prabowo di kediamannya, Kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2023).
Prabowo tidak memberikan keterangan tambahan dalam acara tersebut. Padahal lazimnya, saat acara apapun, Prabowo biasanya mau menjawab pertanyaan seputar politik walau hanya sepatah kata. Ketidakhadiran Gibran dan acara deklarasi yang terkesan mendadak itu terjadi di tengah rumor tarik ulur mengenai Gibran sebagai cawapres.
Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus) tersebut diisukan dalam tekanan. Politikus Partai Demokrat Andi Arief, misalnya, sempat mengungkap ada pihak yang mencoba untuk memaksakan kehendaknya. Andi tidak menyebut siapa pihak yang ngotot itu. Dia hanya menyatakan Prabowo sebenarnya memiliki opsi lain, selain cawapresnya saat ini.
"Ada yang memaksakan kehendaknya, sementara Prabowo punya pikiran lain," ujar Andi.
Yang jelas, dalam Koalisi Indonesia Maju, Gibran bukan nama baru dalam bursa cawapres Prabowo. Prabowo juga telah berulangkali menyebut nama Gibran sebagai cawapres dalam berbagai kesempatan. Kendati demikian, Prabowo juga dikabarkan memiliki opsi selain Gibran. Sosok Erick Thohir dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat masuk dalam radar cawapres Prabowo.
Apalagi dari sisi elektabilitas, terutama Erick Thohir, unggul di atas putra presiden tersebut. Hasil polling Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang dipublikasikan kemarin mengungkap bahwa elektabilitas Erick Thohir berada di peringkat pertama bursa cawapres Prabowo dengan angka 40 persen. Elektabilitas Gibran hanya 20 persen.
Sementara itu, simulasi LSI juga menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Erick berpeluang memenangkan kontestasi dengan angka keterpilihan sebesar 39 persen. Sedangkan Prabowo-Gibran hanya 35,9 persen.
Soal Khofifah banyak pihak menilai akan menutup celah suara Prabowo di Jawa Timur. Khofifah adalah Gubernur Jawa Timur. Dia adalah tokoh perempuan Nahdlatul Ulama (NU). Pada Pilpres 2024 lalu, Prabowo kalah telak di provinsi ini. Dia hanya memperoleh suara 34,21 persen. Tertinggal jauh dari Jokowi yang mencapai 67,9 persen.
Prabowo juga kalah di Jawa Tengah, provinsi yang juga memiliki signifikansi pemilih NU yang cukup besar. Di Jateng dia hanya memperoleh 22,74 persen suara, terpaut jauh dari Jokowi yang mampu meraup suara sebanyak 77,26 persen.
Restu Jokowi
Pendeklarasian Gibran memang tidak bisa dilepaskan dari sepak terjang ayahnya, yakni Presiden Jokowi. Sempat tersiar kabar bahwa ada peran Jokowi dalam upaya memadukan Prabowo dengan Gibran. Apalagai momentum pendeklarasian juga terjadi setelah Jokowi pulang dari lawatannya dari China dan Arab Saudi.
Adapun Jokowi sendiri telah merestui anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto di Pemilu 2024.
"Ya orang tua tugasnya hanya mendoakan dan merestui," ujar Jokowi usia membuka apel Hari Santri 2023 di Surabaya, Minggu (22/10/2023).
Kendati begitu, Jokowi mengaku menyerahkan seluruh keputusan kepada Gibran untuk menerima tawaran sebagai cawapres Prabowo. Dia menegaskan sebagai orang tua hanya bisa mendoakan dan merestui pilihan anaknya.
Dia mengaku tidak terlibat dalam keputusan rapimnas Golkar dan partai koalisi yang mendukung Prabowo dalam pengusungan Gibran maju ke kontestasi politik tahun depan. Jokowi enggan disangkut pautkan dengan diusungnya Gibran oleh koalisi.
"Tanyakan kepada partai politik, itu wilayahnya parpol atau koalisi partai politik atau gabungan partai politik bukan urusan presiden," kata Jokowi.
"Rapimnas Golkar itu urusan Golkar, urusannya apa, Golkar melaporkan ke presiden, enggak ada urusan," tambahnya.
Lebih lanjut, Jokowi mendukung seluruh kandidat capres dan cawapres yang maju ke Pilpres 2024. Menurutnya, semua kandidat diperlukan untuk kebaikan negara.
"Semuanya cocok, Pak Anies dan Pak Muhaimin cocok, Pak Ganjar dan Pak Mahfud cocok, Pak Prabowo cocok," kata Jokowi.
Status Gibran di PDIP
Meski telah ditetapkan sebagai cawapres, status Gibran masih menggantung. Apakah masih sebagai kader PDIP atau sudah pindah partai. Gibran memang diisukan telah pamit dan 'hijrah' ke Partai Golkar.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan bahwa dia telah bertemu dengan Gibran. Dia juga menegaskan bahwa sampai dengan pekan lalu belum ada surat pengunduran diri dari Gibran. "Ngomongin yang penting. Enggak ada [surat pengunduran diri]," ujar Puan.
Namun demikian Puan juga enggan menjelaskan lebih lanjut karena belum ada keputusan pasti soal pencalonan putra sulung Presiden Jokowi itu sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024.
"Yang saya ketahui, Mas Gibran saat ini baru menerima rekomendasi dari Partai Golkar untuk bisa maju sebagai bakal cawapres. Namun, mengenai bagaimana selanjutnya, hal itu belum ada keputusan," ujarnya.
Gerindra Tak Mau Berpolemik
Di sisi lain, Partai Gerindra enggan berpolemik ihwal status Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, yang masih menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sikap itu disampaikan Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad selepas Bakal Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto resmi mengumumkan Gibran sebagai pendampingnya dalam kontenstasi pemilihan umum atau pemilu 2024 mendatang.
“Mengenai kader partai [PDIP] saya tidak akan berpolemik di situ, tetapi, seperti yang kita tahu bahwa telah diputuskan begitu oleh para ketua umum dan sekretaris jenderal dalam forum rapat KIM,” ujarnya ditemui selepas pengumuman bacawapres KIM di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2023).
Dasco juga enggan menanggapi pertanyaan wartawan terkait dengan izin meminang Gibran sebagai bacawapres Prabowo kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri.
Dasco menegaskan Gibran telah melakukan safari politik kepada ketua umum partai pengusung KIM beberapa hari lalu. Dia menuturkan Gibran memang telah bulat untuk maju sebagai bacawapres yang diusung KIM.
“Dari hasil rapat tanggal 13 Oktober dan juga menindaklanjuti hasil safari mas Gibran, tadi telah diambil kesepkatan calon presiden dan wakil presiden dari KIM,” jelasnya.