Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Roket Hantam Pangkalan Militer yang Tampung Pasukan AS di Baghdad

Roket menghantam pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika Serikat (AS) di dekat bandara internasional Baghdad
Roket ditembakkan dari Gaza menuju Israel, di Gaza, 7 Oktober 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Roket ditembakkan dari Gaza menuju Israel, di Gaza, 7 Oktober 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Bisnis.com, JAKARTA – Roket menghantam pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika Serikat (AS) di dekat bandara internasional Baghdad, kata polisi Irak pada Kamis (19/10/2023).

Setidaknya dua roket Katyusha mendarat di sekeliling pangkalan dekat kompleks yang menampung pasukan AS, kata polisi.

Polisi mengatakan belum jelas apakah serangan itu menimbulkan korban jiwa.

Melansir Reuters, Jumat (20/10/2023), pasukan AS telah berulang kali diserang di Irak dan Suriah dalam beberapa hari terakhir, kata para pejabat AS pada hari Kamis (19/10/2023), ketika Washington semakin waspada terhadap aktivitas kelompok yang didukung Iran dengan ketegangan regional yang meningkat selama perang Israel-Hamas.

Presiden AS Joe Biden telah mengirimkan kekuatan angkatan laut ke Timur Tengah dalam dua minggu terakhir, termasuk dua kapal induk, kapal perang lainnya, dan sekitar 2.000 Marinir.

Terjadi peningkatan serangan terhadap pasukan AS sejak konflik di Israel pecah pada 7 Oktober ketika militan Palestina dari Hamas menyerang Israel Selatan. Pada hari Rabu (18/10/2023), sebuah pesawat tak berawak menyerang pasukan AS di Suriah yang mengakibatkan luka ringan, sementara satu pesawat lainnya ditembak jatuh.

Awal pekan ini, pasukan AS menggagalkan beberapa drone yang menargetkan pasukan di Irak. Pada hari Kamis (19/10/2023), drone dan roket menargetkan pangkalan udara Ain al-Asad, yang menampung pasukan AS dan pasukan internasional lainnya di Irak Barat, dan beberapa ledakan terdengar di dalam pangkalan tersebut.

Roket menghantam pangkalan militer lain yang menampung pasukan AS di dekat bandara internasional Baghdad, kata polisi Irak tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

“Meskipun saya tidak memperkirakan adanya potensi tanggapan terhadap serangan-serangan ini, saya akan mengatakan bahwa kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela pasukan AS dan koalisi dari ancaman apa pun,” kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan pada hari Kamis (19/10/2023).

“Responw apa pun, jika hal itu terjadi, akan terjadi pada waktu yang kita pilih,” kata Ryder.

Sebuah kapal perang Angkatan Laut AS yang melakukan perjalanan di dekat Yaman pada hari Kamis (19/10/2023) mencegat rudal dan beberapa drone yang diluncurkan. Serangan ini disebut sebagai gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran, meskipun tampaknya proyektil tersebut berpotensi mengarah ke Israel.

Terkait Israel-Hamas?

Israel telah mengerahkan 360.000 tentara cadangan dan membombardir daerah kantong Palestina di Jalur Gaza tanpa henti setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.

Setidaknya 3.785 warga Palestina tewas dan 12.493 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza, kata kementerian kesehatan di Gaza.

Namun Ryder mengatakan dia tidak melihat adanya hubungan antara peningkatan serangan dan konflik antara Israel dan Hamas.

“Pada titik ini, sekali lagi, informasi yang kami miliki tidak menunjukkan hubungan langsung dengan serangan Hamas pada 7 Oktober,” ujarnya.

Amerika Serikat memiliki 2.500 tentara di Irak, dan 900 lainnya di negara tetangga Suriah, dengan misi memberi nasihat dan membantu pasukan lokal dalam memerangi ISIS, yang pada tahun 2014 merebut sebagian besar wilayah di kedua negara.

Di Irak, ketegangan akibat perang di Gaza sudah tinggi.

Ulama terkemuka Muslim Syiah, Ayatollah Agung Ali al-Sistani, pekan lalu mengutuk Israel dan menyerukan dunia untuk melawan “kebrutalan yang mengerikan” di Gaza yang terkepung.

Kataib Hizbullah, sebuah faksi bersenjata kuat yang memiliki hubungan dekat dengan Iran, menuduh Amerika Serikat mendukung Israel dalam “membunuh orang-orang yang tidak bersalah” dan mengatakan mereka harus meninggalkan Irak.

Dalam beberapa tahun terakhir, milisi yang didukung Iran di Irak secara rutin menargetkan pasukan AS di Irak dan kedutaan AS di Bagdad dengan roket. Serangan-serangan semacam itu telah mereda berdasarkan gencatan senjata yang diberlakukan sejak tahun lalu, dan Irak berada dalam periode yang relatif tenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper