Bisnis.com, JAKARTA – Hamas dan kelompok militan Palestina lain tercatat telah menembakkan lebih dari 4.500 roket ke Israel sejak serangan mematikan yang dilancarkan Sabtu (7/10/2023).
Hal tersebut diungkapkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) seperti dikutip dari CBS News, Rabu (11/10/2023). Dalam laporan tersebut disampaikan bahwa sebagian besar roket Hamas telah dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome, Israel.
Rentetan roket yang diluncurkan dari jalur Gaza memicu sirene yang meraung-raung menandakan serangan udara ke Yerusalem dan Tel Aviv. Hal itu memicu kekhawatiran tentang keselamatan penerbangan di Bandara Internasional Ben Gurion.
Perisai serangan udara, Iron Dome, yang mulai beroperasi di tanah Israel pada 2011 itu memiliki tingkat keberhasilan mencegat sekitar 90 persen-97 persen, kata IDF dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, para pejabat Israel belum merinci seberapa sukses upaya tersebut sejak Hamas melancarkan serangan mematikan dari Gaza pada akhir pekan lalu. Ratusan orang telah tewas sejak serangan mendadak tersebut.
Baca Juga
Cara kerja Iron Dome
Iron Dome, yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems Israel, menggunakan radar, teknologi pelacakan super canggih, dan baterai antirudal untuk mengikuti lintasan roket serta mortir yang masuk ke kawasan Israel.
Berdasarkan analisis sistem yang dilakukan oleh CSIS, teknologi tersebut sangat menentukan apakah roket mengarah ke daerah berpenduduk. Jika mengarah ke pemukiman penduduk, Iron Dome akan menembakkan rudal pencegat, bernama Tamir, ke proyektil yang datang.
Adapun roket yang tidak menimbulkan ancaman dibiarkan jatuh ke area kosong. Iron Dome memiliki daya jangkau untuk melakukan intersepsi antara 2,5 mil hingga 43 mil.
Harga pencegat rudal itu disebut-sebut mencapai US$100.000 per buah. Artinya, apabila dalam 4 hari ini ada 4.500 rudal, sekitar US$450 juta. Apabila dalam rupiah (Rp15.700 per dolar AS), nilainya mencapai Rp7,06 triliun.
Namun, beberapa memperkirakan biaya Tamir jauh lebih rendah. Institute for National Security Studies melaporkan pada 2021 bahwa biaya rudal pencegat sekitar US$40.000 - US$50.000.
Israel memiliki setidaknya 10 baterai Iron Dome yang dipasang di seluruh negeri. Tiap baterai dirancang untuk mempertahankan wilayah berpenduduk seluas 60 mil persegi. Baterai dapat dipindahkan seiring dengan perubahan ancaman.
Menurut Raytheon, kontraktor pertahanan AS yang memproduksi beberapa komponen pencegat Iron Dome, setiap baterai memiliki tiga peluncur yang masing-masing memuat hingga 20 rudal pencegat Tamir.
Angkatan Udara Israel mengatakan sistem tersebut semula mampu menghancurkan 85 persen roket yang mengarah ke kota-kota Israel selama konflik serius antara Israel dan Hamas pada 2012.
Kini tingkat keberhasilan tersebut telah meningkat. Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bahwa Iron Dome berhasil mencegat 97 persen dari seluruh roket yang ditembakkan ke kota-kota Israel.
Mengapa Iron Dome dibuat?
Perwira tinggi Israel, Brigjen Daniel Gold yang pertama kali mempunyai ide untuk membuat Iron Dome pada 2004. Militer Israel memulai pengembangan Iron Dome sebagai tanggapan terhadap serangan roket yang diluncurkan oleh Hizbullah selama perang 2006 di Lebanon.
Pembangunan Kubah Besi itu memakan biaya US$210 juta. Seperti dilansir 60 Minutes, Didi Ya'ari, yang saat itu menjabat sebagai CEO Rafael, mengatakan pada 2013 Iron Dome adalah sebuah terobosan karena memungkinkan ekonomi Israel terus bergerak pada saat konflik.
"Orang-orang pergi bekerja, seperti ke pelabuhan, naik mobil hingga kereta api tidak ada yang berhenti. Padahal pada situasi masa lalu kondisi itu dianggap sebagai perang total," kata Ya'ari saat itu.
Peran Amerika dalam Iron Dome
Meskipun Iron Dome dikembangkan di Israel, sistem ini dibiayai oleh Negeri Paman Sam. Amerika tertarik untuk menjadi mitra produksi, sehingga pada 2014 kongres menyerukan pembagian teknologi dan produksi bersama Iron Dome dengan Negeri Adidaya itu.
Pemerintah AS dan Israel menandatangani perjanjian produksi bersama pada Maret 2014, yang memungkinkan pembuatan komponen Iron Dome di Amerika, sekaligus memberikan otoritas AS akses penuh terhadap teknologi perisai besi itu.
Kontraktor militer Raytheon adalah mitra Rafael di AS dalam memproduksi Iron Dome. Suku cadang pencegat diproduksi di fasilitas rudal dan pertahanan Raytheon di Tucson, Arizona, serta beberapa tempat lainnya. Kemudian, hasil produksi dirakit di Israel.
Menurut laporan Congressional Research Service, hingga saat ini AS telah mengucurkan US$3 miliar untuk membiayai baterai Iron Dome, pencegat, biaya produksi bersama, dan pemeliharaan umum.
Pada 2021, Konggres AS menyetujui rancangan undang-undang yang menyediakan dana tambahan US$1 miliar untuk sistem pertahanan.
Seorang pejabat senior Pertahanan AS menyebutkan bahwa pihak Pentagon, kantor pusat Kemenhan Amerika, menyetujui setiap permintaan yang diajukan oleh Israel.
“Izinkan saya mengatakan pada saat ini, untuk setiap permintaan yang diajukan rekan-rekan Israel kepada kami, kami dapat memenuhi permintaan tersebut. Salah satu yang disetujui dan dalam tahap diskusi yang sedang berlangsung mengenai kebutuhan pertahanan udara yang mereka miliki,” ungkap pejabat itu.