Binsis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno memproyeksi dampak ekonomi positif dari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 mencapai lebih dari Rp20 miliar.
Pasalnya, KTT AIS yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali tersebut diikuti oleh sekitar 50 negara dengan total delegasi yang dikirimkan mencapai 1.000 orang.
Lebih rinci Sandi menjelaskan, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), dilaporkan bahwa setiap kunjungan wisatawan berkontribusi sekitar US$1.500.
"Kalau setiap negara bawa 20 delegasi maka ada 1.000 wisatawan, kalau di kali US$1.500 ini maka dampaknya bisa mencapai angka yang cukup signifikan di atas Rp20 miliar," tuturnya kepada awak media dalam agenda press conference KTT AIS Forum, Selasa (10/10/2023).
Adapun, faktor yang mendorong minat daya beli wisatawan dalam perhelatan AIS Forum 2023 tak lain dikarenakan oleh faktor budaya dan hospitality yang mumpuni.
Bahkan, Sandi juga menyoroti salah satu delegasi KTT AIS 2023 asal Papua Nugini yang membungkus produk seniman lokal dengan nilai mencapai US$15.000 atau setara Rp236,11 juta (Kurs: Rp15.741).
Baca Juga
"Saya tadi sempat kagum ada satu delegasi dari Papua Nugini yang membeli koleksi art yang harganya mencapai US$15.000, ini adalah lukisan 3 dimensi dan ini menunjukkan kualitas dari wisatawan yang spending pada ekonomi lokal sangat tinggi," jelasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, KTT AIS Forum 2023 digelar pada 10-11 Oktober 2023. Adapun, tema yang diusung kali ini adalah "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama". Secara khusus pertemuan tersebut akan membahas isu-isu global berkaitan dengan kelautan.
Dalam pertemuan internasional tersebut, Indonesia akan fokus mendorong tiga aspek, yakni pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, serta mempererat solidaritas antara negara-negara pulau dan kepulauan.
Kolaborasi AIS Forum dipercaya akan menguntungkan semua negara partisipan, termasuk Indonesia. Salah satunya yakni melalui peningkatan komunikasi hingga percepatan penyelesaian masalah-masalah pembangunan melalui penyatuan pandangan terkait isu-isu kelautan.