Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Akui Kerja Sama Indonesia dengan Britishvolt Terancam Batal

Peluang kerja sama Indonesia dengan produsen baterai kendaraan listrik asal Inggris, Britishvolt, terancam batal.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia usai menghadiri rapat teknis membahas relokasi warga Pulau Rempang yang juga dihadiri oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, dan Kepala BP Batam Muhammad Rudi, Minggu (17/9/2023) - Dok. BP Batam
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia usai menghadiri rapat teknis membahas relokasi warga Pulau Rempang yang juga dihadiri oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, dan Kepala BP Batam Muhammad Rudi, Minggu (17/9/2023) - Dok. BP Batam

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi Bahlil Lahadalila menyebut peluang kerja sama Indonesia dengan produsen baterai kendaraan listrik asal Inggris, Britishvolt, terancam batal.

Bahlil mengungkapkan bahwa hal itu dikarenakan belum adanya perkembangan signifikan dari peluang yang terjadi.

"Kalau Britishvolt sampai sekarang kami belum melakukan tindakan yang maju karena kondisi global," katanya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (10/10/2023).

Bahlil menegaskan bahwa kelanjutan invetasi Britishvolt di Indonesia belum menunjukan arah kepastian.

Sekadar informasi, Britishvolt awalnya diyakini menjadi salah satu investor pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng Grup Bakrie melalui anak usaha PT Bakrie & Brothers, PT Vektor Mobiliti Indonesia (VKTR) yang merupakan spin-off dari PT Bakrie Autoparts.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang elektrifikasi kendaraan ini dilakukan oleh Anindya N. Bakrie mewakili VKTR dan CEO BritishVolt Orral Nadjari di London, Inggris, pada Maret 2022.

Kendati demikian, startup yang baru berusia tiga tahun tersebut terancam kolaps setelah gagal mendapatkan investor untuk membangun gigafactory baterai kendaraan listrik impiannya yang membutuhkan investasi jumbo senilai £3,8 miliar atau sekitar Rp70 kuadriliun.

Dikutip melalui The Guardian, Britishvolt pada Oktober 2022 mulai kehabisan uang tunai untuk membiayai proyek gigafactory-nya. Britishvolt dilaporkan hanya memiliki dana tunai untuk operasional selama satu bulan ke depan.

Untuk menghindari kebangkrutan, Britishvolt mengajukan pendanaan jangka pendek £30 juta sekitar Rp553,8 miliar kepada pemerintah Inggris, tetapi permintaan itu ditolak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper