Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah Indonesia mendorong negara anggota dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 untuk merealisasikan pendanaan untuk pengembangan sektor maritim di negara-negara kepulauan.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi menjelaskan komitmen pendanaan perlu terus ditingkatkan agar program-program di sektor maritim bisa terealisasi secara optimal.
Pemerintah Indonesia juga mendukung program-program AIS Forum yang salah satunya adalah berupa pendanaan. Hingga saat ini Indonesia sudah berkontribusi melalui komitmen pendanaan sejumlah US$5 juta.
"Pada 2019 Indonesia menyalurkan kontribusi sebesar US$1 juta untuk beberapa hal seperti pendirian sekretariat, implementasi kerja sama dan memperkuat kolaborasi antarnegara. Kami buat platform berbagi pengetahuan, lokakarya yang melibatkan pemuda, inovator hingga UMKM untuk mendukung ekonomi biru," kata Jodi, dikutip Selasa (10/9/2023).
Jodi melanjutkan KTT AIS akan fokus pada inisiatif-inisiatif nyata yang terjadi di masyarakat di negara-negara pulau dan kepulauan. Jodi juga menekankan AIS Forum merupakan forum yang sifatnya konkret, yang tidak ingin ini hanya sebagai forum saling pidato tapi juga ingin fokus inisiatif-inisiatif underground dan dikembangkan berdasarkan masukan komunitas di lapangan untuk kemajuan negara-negara pulau dan kepulauan ini (negara-negara AIS).
Oleh sebab itu, lanjutnya, bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Sekretariat AIS Forum terus mengembangkan inisiatif program-program yang bisa diimplementasikan di negara-negara AIS.
Baca Juga
"Kami juga punya Regional Directors AIS di antaranya Madagaskar, Fiji, dan Barbados, dengan tugas mereka adalah untuk berkomunikasi dengan komunitas negara-negara AIS untuk mencari insight dan program mendukung sekretariat AIS," jelasnya.
Pemerintah Indonesia pun ditegaskan Jodi mendukung penuh AIS Forum dan berkomitmen mendorong eksistensi dan implementasinya. Terlebih mendorong peran kelompok anak muda dan startup untuk saling berkolaborasi dan berbagi mencari solusi bersama dari masalah yang dihadapi negara pulau dan kepulauan.
"Negara-negara pulau dan kepulauan punya karakter resilient dan inovatif. Indonesia yakin melalui forum ini, negara AIS akan dapat menunjukkan punya kapasitas untuk menyelesaikan permasalahan tanpa tergantung pada bantuan pihak lain. Ini akan bisa tercapai dengan memperkuat solidaritas dan saling berbagi hasil inovasi kita," ujarnya.