Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Singapura mengutuk keras serangan militan Palestina, Hamas terhadap Israel dan menyerukan agar kekerasan tersebut dapat segera berakhir.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan Negeri Singa tersebut mengutuk keras serangan roket dan teror dari Gaza ke Israel yang telah mengakibatkan kematian dan luka-luka pada banyak warga sipil yang tak berdosa.
"Pikiran kami bersama dengan keluarga para korban. Kami menyerukan agar kekerasan segera diakhiri dan mendesak semua pihak untuk melakukan yang terbaik untuk melindungi keselamatan dan keamanan warga sipil,” jelasnya, seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA) pada Minggu (8/10/23).
Hamas telah melancarkan serangan terbesar ke Israel dalam beberapa tahun terakhir, pada Sabtu (7/10). Hujan roket telah ditembakkan dari Gaza, sementara orang-orang yang bersenjata menyeberang ke Israel dalam eskalasi besar dalam konflik Israel-Filipina. Aksi ini kemudian dikutuk oleh Singapura.
Diketahui hingga saat ini belum ada laporan mengenai warga Singapura yang terkena dampak dari serangan tersebut.
"Mereka harus waspada dan memantau berita dengan seksama. Mereka harus mengikuti instruksi dari pihak berwenang setempat dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk keselamatan pribadi mereka," jelas juru bicara.
Baca Juga
Kementerian Luar negeri mengatakan bahwa warga Singapura harus menghindari semua perjalanan ke bagian selatan Israel.
Bagi mereka yang berada di Israel sangat disarankan untuk tetap berada di dekat tempat-tempat yang dilindungi dan menghindari perjalanan yang tidak perlu.
Selain itu, warga Singapura yang bepergian ke Israel harus melakukan pendaftaran elektronik di Kementerian Luar Negeri.
Warga Singapura yang membutuhkan bantuan konsuler disarankan untuk menghubungi Kedutaan Besar Singapura di Tel Aviv atau Kantor Tugas Kementerian Luar Negeri yang dapat dihubungi selama 24 jam.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sendiri kemudian juga mengatakan bahwa Israel sedang berperang dan memerintahkan pengerahan pasukan cadangan secara besar-besaran.
Mengutip The Times of Israel pada Minggu (8/10) diketahui setidaknya terdapat 300 orang yang meninggal dunia Sabtu (7/10), ketika serangan tersebut menyusup ke kota-kota, menembak para pelancong di jalan-jalan, menembakkan ribuan roket dan menyerbu melalui posisi militer.
Korban tewas termasuk warga sipil dan tentara, anak-anak muda yang sedang berpesta pora yang kemudian ditembak mati ketika melarikan diri, penduduk kibbutzim dan kota-kota yang diserbu oleh kelompok bersenjata Hamas, politisi lokal, petugas penyelamat dan pemadam kebakaran, dan wisatawan.
Pertempuran senjata masih berlanjut hingga Minggu pagi (8/10) dan hanya beberapa nama korban tewas yang telah dirilis