Ini Sosok di Balik Pemecatan Kevin McCarthy dari Kursi Ketua DPR AS

Bisnis.com, JAKARTA - Kevin McCarthy digulingkan dari posisinya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) oleh sejumlah anggota Partai Republik pada hari Selasa (3/10/2023). 

Hasil perolehan suara 216 berbanding 201, yang diikuti oleh delapan anggota Partai Republik dan 208 anggota Partai Demokrat, menandakan pertama kalinya dalam sejarah DPR AS mencopot pemimpinnya. 

Penggulingan ini sendiri terjadi setelah berbulan-bulan adanya pertikaian antara McCarthy dan sayap kanan Partai Republik, yang menggunakan prosedur 'motion to vacate (usulan untuk mencabut)' yang jarang digunakan untuk mencabut jabatan. 

Sebelumnya, anggota Partai Republik garis keras telah lama mengeluh atas bantuan AS yang dialirkan ke Ukraina yang dilanda perang, dengan argumen bahwa uang tersebut dapat digunakan lebih baik untuk kepentingan di dalam negeri, seperti keamanan perbatasan, penegakan hukum dan bantuan untuk bencana alam yang terkait iklim. 

McCarthy kemudian telah berusaha untuk mengatasi perpecahan dengan menghapuskan ketentuan-ketentuan bantuan ke Ukraina, untuk mencapai kesepakatan bipartisan mengenai rancangan undang-undang belanja sementara pekan lalu. 

Langkah tersebut dilakukan dengan maksud untuk menghindari penutupan pemerintah yang akan berdampak buruk, dimana akan membuat semua layanan pemerintah tutup kecuali yang bersifat kritikal. 

Namun para kritikus kemudian menuduhnya melakukan kesepakatan rahasia dengan Partai Demokrat untuk mengadakan pemungutan suara terpisah mengenai pendanaan nanti. Akhirnya hal ini memicu kemarahan dan bergerak untuk menggulingkannya. 

Matt Gaetz sendiri berada di balik penggulingan tersebut. Dia adalah anggota Kongres Florida berusia 41 tahun, seorang pemimpin sayap kanan Partai Republik yang juga berada di garis depan dalam menyuarakan tuduhan mantan Presiden Donald Trump yang tidak terbukti.

Gaetz sendiri kini sedang menghadapi kasus dugaan kekerasan seksual, penggunaan narkoba, dan penyalahgunaan dana, dan beberapa laporan mengatakan bahwa dia marah karena McCarthy tidak melindunginya. Ia juga membantah bahwa ada permusuhan pribadi yang bertanggung jawab atas tindakannya untuk mencopot McCarthy dari jabatan ketua DPR.

Ia juga diketahui telah menjadi garda depan dan pusat dalam perang budaya yang baru-baru ini memecah belah AS, contohnya seperti Covid-19, hak LGBTQ hingga kekerasan ras dan polisi. Ia juga telah membuat jengkel para kelompok moderat di partainya dan menganggapnya sebagai ‘penipu’. 

Namun ia juga tidak sendirian di partainya yang memilih penggulingan tersebut. Anggota lain yang memilih langkah tersebut meliputi dari Nancy Mace (Carolina Selatan), Andy Biggs (Arizona), Eli Crane (Arizona), Ken Buck (Colorado), Tim Burchett (Tennessee), Bob Good (Virginia) dan Matt Rosendale (Montana).

Selanjutnya, McCarthy akan menerima pencabutannya dengan sikap yang baik. Ia juga tidak memiliki niat untuk mencalonkan dirinya kembali. 

“Saya membuat sejarah, bukan?” ungkap McCarthy setelah pemungutan suara kepada wartawan, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (5/10). 

Pekerjaan di DPR kemudian ditangguhkan selama seminggu, hingga Partai Republik mengadakan pemungutan suara untuk pemilihan ketua Rabu pada minggu depan (12/10).