Bisnis.com, JAKARTA - Data resmi menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 orang di Bangladesh meninggal karena demam berdarah dengue (DBD) tahun ini – hampir empat kali lebih banyak dibandingkan tahun lalu.
Melansir Aljazeera, setidaknya 1.017 orang telah meninggal dalam sembilan bulan pertama tahun 2023 dan hampir 209.000 orang telah terkena DBD.
Situasi buruk ini membuat Bangladesh dilanda epidemi. Sebelumnya, negara ini mengalami wabah DBD tahun 2000. Saat itu, DBD menewaskan 112 anak berusia 15 dan di bawah usia 20 tahun, termasuk bayi.
Rumah sakit di Bangladesh kesulitan menyediakan ruang bagi pasien ketika penyakit ini menyebar dengan cepat di negara berpenduduk padat di Asia Selatan tersebut.
Demam berdarah merupakan penyakit endemi di daerah tropis dan menyebabkan demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan dalam kasus yang paling serius, pendarahan yang dapat menyebabkan kematian.
Penyakit ini umumnya muncul pada musim kering, bulan Juni hingga September karena nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit ini berkembang biak di air yang tergenang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, rumah sakit di Bangladesh juga mulai menerima pasien DBD selama musim dingin. Mereka yang mengalami infeksi berulang mempunyai risiko komplikasi yang lebih besar.
Baca Juga
Mohammad Rafiqul Islam, seorang dokter di Sekolah Tinggi dan Rumah Sakit Shaheed Suhrawardy Medical di Dhaka, mengatakan sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit menderita kasus demam berdarah kedua atau ketiga.
“Ketika seseorang terkena DBD untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya, tingkat keparahannya akan meningkat. Jumlah kematiannya juga lebih tinggi,” katanya.
Bangladesh telah mencatat kasus demam berdarah sejak tahun 1960-an, namun mendokumentasikan wabah DBD yang pertama pada tahun 2000.
Virus yang menyebabkan penyakit ini kini mewabah di Bangladesh, yang mengalami tren wabah yang memburuk sejak pergantian abad.
Lonjakan kasus telah mendorong pemerintah untuk meningkatkan kampanye anti-demam berdarah, mulai dari meningkatkan kesadaran hingga upaya untuk membunuh jentik nyamuk setelah musim hujan, kata para pejabat.
Kurangnya tindakan pencegahan yang tepat telah memungkinkan nyamuk pembawa demam berdarah menyebar ke seluruh Bangladesh, kata Kabirul Bashar, ahli entomologi dan profesor zoologi di Universitas Jahangirnagar.
Pada tahun 2000 hingga 2018, DBD hanya terjadi di kota Dhaka, namun pada tahun 2019 menular ke kota lain. Tahun ini penyakit ini juga menyebar ke daerah pedesaan. (Andy Repi)