Bisnis.com, JAKARTA - Kremlin mengabarkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan membahas perkembangan di sekitar Nagorno-Karabakh.
Kremlin menyatakan bahwa percakapan telepon antara Putin dengan Pashinyan dilakukan atas inisiatif pihak Armenia.
Putin menyatakan bahwa fase panas konflik sudah dapat diatasi dan menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Azerbaijan dengan Armenia.
Lebih lanjut, Kremlin mengatakan kesepakatan itu dicapai dengan keterlibatan aktif pasukan penjaga perdamaian Rusia, dengan penghentian total permusuhan dan mengadakan perundingan antara perwakilan Baku dan Stepanakert pada 21 September lalu.
Pihak Kremlin juga menambahkan bahwa perundingan tersebut berlangsung dengan mediasi oleh kontingen penjaga perdamaian Rusia.
"Terlepas dari kondisi yang mengerikan, pasukan penjaga perdamaian terus menyelesaikan tugas mereka dengan sempurna dan memberikan bantuan komprehensif kepada warga sipil dan pengungsi, termasuk petugas medis militer," kata Kremlin, seperti melansir TASS, Kamis (21/9/2023).
Baca Juga
Selanjutnya, Putin menyatakan harapannya bahwa agar situasi di Nagorno-Karabakh akan kembali stabil secara bertahap. "Ada harapan bahwa di masa depan situasi akan berkembang ke arah de-eskalasi dan stabilisasi," ujar Kremlin.
Seperti diketahui, ketegangan berkobar di Nagorno-Karabakh. Baku mengumumkan telah meluncurkan tindakan anti-teroris lokal dan menuntut penarikan pasukan Armenia dari wilayah tersebut, pada 19 September 2023.
Komando kontingen penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh mengatakan warga sipil dievakuasi dan mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk segera menghentikan tembakan.
Azerbaijan juga sudah menyatakan dihentikannya aksi militer di wilayah Nagorno-Karabakh setelah memaksa pasukan separatis Armenia menyetujui gencatan senjata.