Bisnis.com, JAKARTA - Azerbaijan meluncurkan serangan ke wilayah Nagorno-Karabakh yang dipicu oleh wilayah yang disengketakan dengan menuntut penarikan total pasukan etnis Armenia sebagai syarat perdamaian.
Kementerian Luar Negeri Armenia meminta pasukan penjaga perdamaian Rusia di wilayah mayoritas Armenia untuk melakukan intervensi dan menghentikan agresi skala penuh Azerbaijan terhadap penduduk lokal.
Baku mengumumkan serangan muncul beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengatakan sedikitnya 6 orang tewas dalam dua kecelakaan di distrik Azeri Khojavend, yang diduga akibat ranjau darat yang dipasang oleh pasukan keamanan Armenia.
Melansir Aljazeera, Armenia menuduh Azerbaijan menambah pasukan dan mengecam blokade satu-satunya hubungan darat dengan Nagorno-Karabakh, dalam beberapa pekan terakhir.
Armenia mengklaim Azerbaijan menjadi dalang di balik krisis kemanusiaan selama berbulan-bulan di Nagorno-Karabakh setelah Baku memblokir satu-satunya jalan yang menghubungkan wilayah pegunungan itu dengan Armenia, pada tahun lalu.
Koridor itu disebut Koridor Lachin, dan pasukan penjaga perdamaian Rusia mengawasinya.
Baca Juga
Menurut Baku, truk-truk yang memuat bantuan kemanusiaan memasuki Nagorno-Karabakh setelah separatis Armenia dan pemerintah pusat setuju untuk menggunakan jalan yang menghubungkan wilayah tersebut dengan Armenia dan Azerbaijan, pada Senin (18/9/2023).
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengumumkan bahwa peluncuran serangan yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Azerbaijan di Wilayah Karabakh sedang berlangsung, pada Selasa (20/9/2023).
Kementerian itu juga menyatakan bahwa sebagai bagian dari aksi tersebut, hanya instalasi dan infrastruktur militer sah yang dijadikan sasaran dan dilumpuhkan dengan menggunakan senjata presisi tinggi.
Adapun tentara Azerbaijan juga telah menciptakan koridor kemanusiaan untuk memungkinkan evakuasi warga sipil. Sementara itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mendesak Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil tindakan guna menghentikan pertempuran.
Penasihat kebijakan luar negeri Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Hikmet Hajiyev mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan telah memutuskan kontak dengan pasukan Armenia di Nagorno-Karabakh di beberapa tempat dan bertekad untuk memenuhi tujuan strategisnya.
Armenia membantah memiliki pasukan di wilayah tersebut. Namun, banyak orang Armenia pada masa lalu yang mengajukan diri untuk berperang demi Wilayah Nagorno-Karabakh.
Dampak Buruk
Agresi baru-baru ini dikhawatirkan dapat memicu eskalasi dan menyebabkan kekacauan lebih lanjut, serta pecahnya perang baru antara kedua belah pihak.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyatakan Azerbaijan sedang mencoba menyeret Armenia ke dalam perang, namun negaranya tidak akan melancarkan operasi militer apapun.
Baku menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian adalah penarikan penuh pasukan Armenia dari wilayah tersebut, suatu kondisi yang tidak dapat dipenuhi oleh Armenia.
Eskalasi tersebut memicu ketakutan besar masyarakat bahwa operasi itu bisa menjadi awal perang skala besar antara kedua negara bertetangga tersebut. Situasi sejauh ini sangat mengerikan selama berbulan-bulan bagi penduduk Nagorno-Kabarakh.
Seorang koresponden Forestier-Walker mengatakan bahwa masyarakat di sana telah terputus dari jalan utama yang memasok Karabakh dari Armenia.
“Banyak hal telah berubah akhir-akhir ini. Pihak berwenang di Azerbaijan bisa mendapatkan sejumlah bantuan ke Karabakh dari wilayah kekuasaan Azeri, namun mereka masih memberikan tekanan terhadap akses ke Karabakh dari Armenia karena pihak berwenang Azerbaijan telah lama mengklaim bahwa jalur ini digunakan untuk penyelundupan senjata dan ranjau ke wilayah yang masih berada di bawah kendali etnis Armenia," katanya.