Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maju Terus! Pemerintah Ngotot Xinyi Harus Bangun Pabrik di Pulau Rempang

Pemerintah menyatakan agar investasi dari perusahaan produsen kaca asal China, Xinyi Grup untuk tetap dapat direalisasikan di Pulau Rempang.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia usai menghadiri rapat teknis membahas relokasi warga Pulau Rempang yang juga dihadiri oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, dan Kepala BP Batam Muhammad Rudi, Minggu (17/9/2023) - Dok. BP Batam
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia usai menghadiri rapat teknis membahas relokasi warga Pulau Rempang yang juga dihadiri oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, dan Kepala BP Batam Muhammad Rudi, Minggu (17/9/2023) - Dok. BP Batam

Bisnis.com, BATAM - Pemerintah menyatakan agar investasi dari perusahaan produsen kaca asal China, Xinyi Grup untuk tetap dapat direalisasikan di Pulau Rempang. Pemerintah terus meredam konflik penolakan masyarakat agar investasi yang ditaksir hingga Rp300 triliun itu tidak melayang.

Keseriusan pemerintah untuk tetap menjaga investor itu ditunjukkan dengan langsung menerjunkan 3 menterinya ke Pulau Rempang guna mengatasi konflik.

Adapun, ketiga menteri tersebut yakni Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia; Menteri ATR/BPN, Hadi Tjahjanto; dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Bahlil menegaskan bahwa relokasi warga Rempang harus dilakukan dengan cara-cara yang baik. Sesuai dengan rencana, batas waktu pendaftaran relokasi pada 20 September 2023, sedangkan pengosongan pulau paling lambat pada 28 September 2023.

"Ini sekarang bukan persoalan tanggal, karena sudah diputuskan di awal. Tapi ini bagaimana yang terpenting cara komunikasi baik dengan warga di sana. Mau cepat atau tidak, itu soal yang lain," ujarnya saat konferensi pers dengan media di Hotel Marriot Harbour Bay, Batam, Minggu (17/9/2023).

Menurut dia, investasi Xinyi senilai Rp175 triliun tersebut harus dapat direalisasikan. Pasalnya saat ini Indonesia tengah berkompetisi dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menarik investasi asing.

Jadwal pengosongan pulau dan relokasi warga ke Pulau Galang harus dilakukan segera untuk meyakinkan investor bahwa Indonesia berkomitmen penuh.

"Ini kita rekrut investasi untuk buat lapangan kerja. Kalau kita tunggu terlalu lama, memang mereka mau menunggu kita. Kita butuh mereka, tapi kita juga harus hargai yang di dalam," ucapnya.

Menurutnya, apabila Xinyi memilih untuk tidak jadi menanamkan investasinya di Pulau Rempang, maka akan menjadi kerugian besar baik bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Investasi ini total Rp300 triliun lebih. Tahap pertama sebesar Rp175 triliun. Ini investasi besar. Kalau lepas, maka potensi pendapatan asli daerah [PAD] dan penciptaan lapangan kerja untuk orang di sini akan hilang," paparnya.

Bahlil juga meminta Warga Rempang tidak perlu ragu terhadap komitmen pemerintah dalam menyediakan relokasi permanen di Dapur 3, Sijantung, Pulau Galang, Batam, Kepri.

"Keraguan tidak perlu ada. Untuk tahap awal relokasi kita bangun 2.500 rumah. Bertahap kita bangun, jadi gampang. Saya ini kontraktor, jadi tak susah bangun rumah segitu," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper