Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisi-Kisi Pembaruan Asean-China FTA

Ma'ruf meyakini kerja sama dengan China merupakan hal yang penting untuk negara-negara Asean.
Wakil Presiden Maruf Amin tiba di gedung DPR/MPR RI jelang Sidang MPR Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (16/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Wakil Presiden Maruf Amin tiba di gedung DPR/MPR RI jelang Sidang MPR Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (16/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, NANNING – Negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam Asean tengah berdiskusi dengan China saat ini untuk memperbarui Asean-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0. Hal ini dibenarkan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.

Ma'ruf memerinci bahwa Asean-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 nantinya akan memiliki fokus pada sektor baru. Mulai dari ekonomi digital, ekonomi hijau, dan akses pasar bagi UMKM.

“Saya menilai kolaborasi untuk pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk terus dilakukan. Termasuk antara [negara] Asean dengan mitra strategis komprehensif seperti China,” ujarnya di Osmanthus Hall NICEC, Nanning, Minggu (17/9/2023).

Ma'ruf meyakini pembaruan itu penting. Sebab berkaca pada pengalaman saat Covid-19 dan berbagai tantangan global lainnya, kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi Asean dan China terus tumbuh positif. Bahkan, Asean disebutnya menjadi mitra dagang terbesar China sejak 2020.

Khusus bagi Indonesia, China adalah salah satu mitra dagang terbesar. Perdagangan kedua negara yang menunjukkan tren positif sebesar 17,69 persen selama lima tahun terakhir (2018-2022).

Pada periode Januari–Juni 2023, total perdagangan kedua negara mencapai US$61,59 miliar atau naik 0,65 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Pada periode tersebut, nilai ekspor Indonesia ke China mencapai US$31,21 miliar dan nilai impor Indonesia dari China tercatat US$30,37 milliar. Sehingga, Indonesia menikmati surplus sebesar US$838,69 juta.

Khusus untuk non-migas, ekspor Indonesia ke China tercatat sebesar US$29,93 miliar. Angka ini naik 7,44 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang berada pada nilai US$27,86 miliar.

“Integrasi ekonomi kawasan ini diharapkan dapat mengatasi hambatan pencapaian potensi nyata perdagangan Asean-China, dan mendorong perdagangan yang seimbang, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkas Ma’ruf.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper