Bisnis.com, FUZHOU — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut gegara perang Rusia-Ukraina 207 juta ton gandum tidak bisa diekspor. Hal ini menimbulkan masalah ketahanan pangan dunia.
Dia mengatakan bahwa perselisihan kedua Negara yang berlangsung sejak Februasi 2022 ini mengakibatkan krisis energi, krisis pangan hingga disrupsi ekonomi
Orang nomor satu di Indonesia itu pun mengatakan bahwa krisis pangan yang terjadi karena perang antara Rusia-Ukraina yang hingga saat ini masih belum selesai dan makin diperparah oleh tensi geopolitik dan rivalitas Negara-negara besar.
"Saat itu saya ingat bertemu dengan Presiden Zelensky di Kiev, di Ukraine. Saya diskusi 2,5 jam, berbicara 2,5 jam dengan Zelensky. Beliau menyampaikan di Ukraina ada 77 juta ton wheat, gandum yang tidak bisa keluar untuk diekspor, biasanya masuk ke Afrika dan Asia. 77 juta ton berhenti karena Pelabuhan Odesa diblok oleh Rusia," tuturnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (15/9/2023).
Belum lagi, kata Jokowi usai bertemu Presiden Zelensky, Presiden Ke-7 RI itu bercerita dirinya turut bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin yang memakan waktu pertemuan hingga 3 jam. Percakapan yang dihasilkan adalah ada ratusan ton gandum yang tidak bisa diekspor.
"Keluar lagi angka. Presiden Jokowi, di Rusia ini ada 130 juta ton gandum berhenti. Artinya ada total 207 juta ton gandum berhenti di Ukraina dan Rusia. Terus kalau berhenti yang biasa diekspor makan apa? Itulah konteks geopolitik yang berhubungan dengan krisis pangan,” ucapnya.
Alhasil, dia melanjutkan situasi geopolitik itu membuat kondisi harga gandum di Eropa naik, di Afrika juga mengalami kenaikan harga gandum naik, hingga di Asia sehingga semua rakyat yang akhirnya dirugikan.
Tak hanya itu, Kepala Negara melanjutkan bahwa saat ini 19 negara sudah membatasi ekspor pangan demi menyelamatkan rakyatnya masing-masing. Salah satunya adalah India yang menyetop ekspor beras.
"Akibatnya harga beras naik di semua negara. Kita mau memperbesar cadangan strategis kita, mau impor saja sulit barangnya didapatkan. Sekarang cari sangat sulit. Karena ingin menyelamatkan rakyatnya sendiri, memberi makann rakyatnya sendiri-sendiri," pungkas Jokowi.