Bisnis.com, JAKARTA - Novita Gemalasari Liman merupakan doktor ke-44 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di 2023. Dia telah lulus Summa Cum Laude di usianya yang ke-30 tahun.
Saat ini, dia memiliki gelar Dr.dr. Novita Gemalasari Liman, SpJP. Kepintaran dan ketekunannya sudah terlihat sejak belia. Akun Instagram @dokterari menceritakan bahwa Novita memulai studinya menjadi mahasiswa kedokteran strata-1 saat berusia 15 tahun dan lulus pada 2013.
Saat lulus studinya di strata-1, dia berusia 20 tahun. Umumnya, mahasiswa baru memulai studinya saat berusia 17 hingga 18 tahun dan lulus di usia 22 tahun.
Wanita yang lahir di Ujung Pandang ini sempat bekerja selama 2 tahun di RSUD Barru Sulawesi Selatan sebagai dokter umum. Pada 2016, dia menjadi PPDS Jantung dan Pembuluh Darah FKUI yang lulus pada 2020. Artinya, di usia 27 tahun dia sudah menjadi dokter spesialis. Dia pun bekerja di RSUD Pakuhaji Kab. Tangerang dan RS Bun Tangerang setelahnya.
Tidak hanya sampai di situ, Novita masih menunjukkan semangat belajarnya dengan menempuh pendidikan doktor. Hanya selama lima semester, Novita berhasil menyelesaikan pendidikan S3 di Program Doktor FKUI dengan promotor Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto SpJP(K), FACC, Guru Besar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI-PJNHK.
Saat ujian promosi doktor pada Senin (4/9/23), Novita membuat studi yang berjudul “Analisis Ritme Sirkadian Kortisol dan Ritme Sirkadian Aktivitas Sistem Saraf Otonom serta Skala Kesehatan Subjektif pada Kompleks Ventrikel Prematur Idiopatik”. Studi tersebut mengenai kasus gangguan irama jantung berupa Kompleks Ventrikel Prematur Idiopatik.
Baca Juga
Seperti ujian promosi doktor lainnya, ujian milik Novita disiarkan secara langsung dan diunggah ke kanal YouTube FKUI bernama Medicine UI. Ujian berlangsung sekitar dua jam. Novita mendapatkan banyak pujian dari para penguji.
Saat ini, dia membuka praktiknya di Primaya Hospital Pasar Kemis. Tidak hanya itu, Novita merupakan anggota dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Tentunya, layanan kesehatan yang dapat diberikan meliputi konsultasi kesehatan terkait jantung dan pembuluh darah.
Menjadi doktor di usia 30 tahun merupakan hal yang jarang dan membanggakan. Ini merupakan prestasi yang gemilang baginya. Tidak hanya dirinya dan orang-orang terkait, warganet turut bangga atas prestasi yang diraih. Melalui media sosial Ari, warganet meninggalkan komentar pujian maupun harapan mereka.
“Membanggakan.. Semoga semakin banyak dokter dokter hebat di Indonesia,” tulis akun @abexxxx.
“Sangat menginspirasi prof, specialis sekaligus Doktor jadi cepat dan masih muda. pengabdian kepada fkui bs lebih lama,produktif,” tulis akun @dewxxx.
