Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan pada Sabtu (2/9/2023), secara resmi menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal ini dianggap sebagai langkah untuk mendongkrak popularitasnya.
Melansir Reuters, jajak pendapat memperkirakan Pilpres 2024 akan berlangsung sengit antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang keduanya mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Anies justru tertinggal.
Untuk diketahui, calon wakil presiden pilihan Anies, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, memimpin PKB yang memiliki hubungan kuat dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), yang memiliki 40 juta anggota.
Adapun, Prabowo dan Ganjar belum menyebut bakal calon wakil presidennya. Sementara, pendaftaran bakal calon presiden (capres) dan cawapres secara resmi dibuka pada bulan Oktober dan November.
“Dengan bergabungnya PKB, rasanya koalisi ini akan bergerak lebih cepat, lebih besar, dan stabil,” kata Anies dalam rapat umum yang disiarkan dari Kota Surabaya, Jawa Timur.
Analis politik Djayadi Hanan menyebut bahwa penunjukan Cak Imin sebagai cawapres dapat memperluas daya tarik Anies di mata para pemilih, karena PKB dan NU dipandang sebagai pendukung Islam moderat.
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa Anies memerlukan "terobosan" karena basis pemilihnya sebagian besar adalah kaum konservatif.
Namun, memilih Muhaimin dapat merugikan peluang Anies setelah mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan partainya, Partai Demokrat, menarik diri dari koalisi Anies pada hari Jumat (1/9/2023).
SBY menuduh Anies mengingkari janji untuk memilih putra Yudhoyono (Agus Harimurti Yudhoyoyono/AHY) sebagai pasangannya.
“Jika Anda tidak bisa dipercaya sekarang, tidak bisa menepati komitmen, apa yang akan Anda lakukan saat Anda memegang kekuasaan besar?” kata mantan presiden itu.
Keputusan tersebut juga dapat merugikan kampanye Menteri Pertahanan Prabowo, pasalnya Cak Imin sebelumnya berjanji mendukung mantan jenderal pasukan khusus yang kontroversial itu pada tahun 2024.
Sufmi Dasco Ahmad, anggota senior Partai Gerindra, mengatakan pengumuman Cak Imin sebagai bakal cawapres Anies secara otomatis mengakhiri kerja sama politik Gerindra dan PKB. Meski demikian, Partai Gerindra menghormati keputusan Muhaimin.