Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan kematian Yevgeny Prigozhin dan anggota senior Grup Wagner lainnya hampir pasti akan menimbulkan efek destabilisasi pada perusahaan tentara bayaran tersebut.
“Kematian Prigozhin hampir pasti akan menimbulkan dampak yang sangat mengganggu stabilitas Grup Wagner. Atribut pribadinya yang hiperaktif, keberanian luar biasa, dorongan untuk mencapai hasil, dan kebrutalan ekstrem meresapi Wagner dan tidak mungkin ditandingi oleh penerusnya mana pun,” kata kementerian tersebut.
Pembaruan tersebut mencatat bahwa daftar penumpang yang diduga tewas dalam kecelakaan itu juga mencakup tokoh-tokoh penting Grup Wagner lainnya, termasuk salah satu pendiri dan komandan lapangan Dmitry Utkin dan kepala logistik Valery Chekalov.
Namun, laporan intelijen menekankan bahwa tidak ada bukti pasti bahwa Prigozhin memang mati, meski kemungkinan besar masih ada.
Pada tanggal 23 Agustus, sebuah pesawat pribadi Embraer Legacy yang diduga membawa Prigozhin dan anggota senior Grup Wagner lainnya jatuh di dekat desa Kuzhenkino di Oblast Tver saat terbang dari Moskow ke St. Petersburg. Jumlah total diduga sebanyak 10 orang di dalamnya tewas dalam kecelakaan itu.
Institut Studi Perang (ISW) mengatakan bahwa dugaan kematian pemimpin kelompok tersebut kemungkinan besar akan mencegah mereka menolak upaya Kremlin dan Kementerian Pertahanan Rusia untuk melemahkan, memasukkan, dan menghancurkan organisasi tersebut.
Baca Juga
Dalam sebuah tindakan yang hampir pasti merupakan pembunuhan, pemerintah Rusia telah menghilangkan segala cara yang tersisa yang dimiliki Wagner untuk beroperasi secara independen dari Kementerian Pertahanan Rusia, komentar para ahli ISW.
Prigozhin sering berkonflik dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan pimpinan militer mengenai upaya kementerian tersebut untuk mengekang independensi kelompok tersebut.
Penyebab kecelakaan itu masih belum jelas. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada wartawan pada 24 Agustus bahwa Ukraina tidak mendalangi kecelakaan itu, namun mengatakan bahwa semua orang mengerti siapa yang berada di balik kecelakaan itu, mungkin yang dimaksud adalah diktator Rusia Vladimir Putin.
Kemungkinan penyebabnya adalah bom di kapal atau bentuk sabotase lainnya menurut pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Wall Street Journal pada 24 Agustus.
Presiden Rusia Vladimir Putin membahas laporan kematian Prigozhin pada 24 Agustus, mengucapkan belasungkawa kepada keluarga dan mengatakan bahwa panglima perang tersebut membuat kesalahan tetapi mendapatkan hasil yang diinginkannya baik untuk dirinya sendiri maupun untuk tujuan bersama.