Bisnis.com, JAKARTA - Para pejabat di Hawaii mengatakan jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan meningkat menjadi 101 orang, sejak Selasa (8/8/2023).
Para pejabat juga menyatakan bahwa kobaran api telah merusak lebih dari 2.200 bangunan, 86 persen di antaranya adalah tempat tinggal, dan menyebabkan kerugian senilai US$5,5 miliar atau Rp84,2 triliun.
Melansir Reuters, secara resmi penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan, tetapi New York Times, mengutip wawancara dan bukti video, melaporkan kebakaran semak yang menyebar ke Lahaina dimulai dari kabel listrik yang putus menjadi awal mulai menyebarnya api.
Besarnya api berhasil menghanguskan area kota seluas 5 mil persegi (13 km persegi) dalam hitungan jam.
CEO Hawaiian Electric (HE.N) Shelee Kimura tidak membahas penyebab kebakaran dalam konferensi pers pada Senin (14/8/2023) malam.
Kimura membela keputusan perusahaan untuk tidak mematikan aliran listrik meskipun ada angin kencang yang meningkatkan risiko kabel putus.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa mematikan aliran listrik dapat memutus pasokan air untuk petugas pemadam kebakaran dan merugikan orang-orang yang mengandalkan peralatan medis bertenaga listrik.
Sementara itu, Kepala Polisi Kabupaten Maui John Pelletier mengatakan 20 anjing telah memimpin tim pencari dalam pencarian korban, mencakup sekitar seperempat dari area bencana pada Senin (14/8/2023) malam.
Wakil Administrator Asosiasi Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) untuk respon dan pemulihan Keith Turi mengakui rasa kehilangan yang mendalam yang dirasakan oleh para penyintas.
Akan tetapi, dia mengatakan FEMA memiliki gudang pasokan di Hawaii yang bekerja sama dengan pejabat negara bagian dan kabupaten untuk memasok tempat penampungan dan operasi bantuan.
"Pada hari-hari segera setelah hal seperti ini, ada serangkaian frustrasi dan tantangan. Tapi kami merasa seperti itu dalam koordinasi dengan mitra kami bahwa kami berada dalam posisi yang baik untuk memberikan dukungan itu," katanya.